Jayapura (Antara Bali) - Putri pahlawan nasional Frans Kaisepo, Suzana Kaisepo (63), meminta pemerintah setempat untuk menyelamatkan rumah mantan Gubernur Papua periode 1964-1973 yang beralamat di Jalan Pramuka, Distrik Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor, Papua, dengan membelinya untuk museum.
       
"Pemerintah sebaiknya menyelamatkan rumah ayah saya, Frans Kaisiepo yang berada di Biak, daripada dijual kepada pihak lain. Kan rumah itu bisa dijadikan museum. Sebagai museum, tentu akan dapat terawat dengan sendirinya," katanya di kediamanya di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Kamis.
       
Suzana mengungkapkan semasa ayahnya, Frans Kaisiepo, masih hidup rumah tersebut begitu indah dan terawat, tapi kini hal itu tidak bisa dilakukan lagi oleh dia dan saudara-saudaranya.
       
"Saya dan sejumlah saudara termasuk adik saya Manuel Kaisiepo, (mantan Menteri PDT masa Presiden Abdurrahman Wahid) putuskan agar rumah itu dijual saja karena kurang perhatian dari pemerintah," ungkapnya.
       
Terkait figur ayahnya yang telah ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional, Suzana yang memiliki tiga anak dan sejumlah cucu itu mengatakan jikalau semasa hidup Frans Kaisiepo begitu gagah, tegas dalam bersikap, bijak dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab.
       
"Ayah begitu tegas dan sangat penyayang. Ayah mau anak-anaknya tidak silau dengan jabatan yang diembannya sebagai Gubernur Irian Jaya kala itu dan ayah mau anak-anaknya hidup mandiri," katanya.
       
Kebesaran nama Frans Kaisiepo, diabadikan dalam nama Bandar Udara di Biak, pulau dimana ia lahir, juga nama sebuah Kapal Perang milik TNI Angkatan Laut, KRI Frans Kaisiepo, dan Taman Makam Pahlawan di Biak Numfor.(*/M038)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012