Sebanyak 250 kaum muda di Bali khususnya perempuan dan disabilitas mendapat kesempatan untuk dilatih ilmu Teknologi Informasi (TI) dan kewirausahaan hijau selama satu tahun dalam program Ready to Work.
Direktur Sumber Daya dan Mobilisasi Plan Indonesia Linda Sukandar di Denpasar, Kamis, mengatakan yayasan penggagas proyek tersebut berniat untuk mendukung pemberian akses bagi kaum marjinal dalam hal ini perempuan dan disabilitas agar setara dalam memperoleh dukungan mengembangkan kemampuan dan akses terhadap fasilitas sosial.
Linda menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat diikuti kaum muda di Bali, tepatnya Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Karangasem dengan rentang usia 16-29 tahun, dengan prioritas 60 persen untuk peserta perempuan.
"Fokusnya di dua hal, yaitu kewirausahaan hijau dan akses terhadap pasar tenaga kerja di bidang digital atau Teknologi Informasi (TI). Ada ilmu digital UI/UX, digital marketing, dan banyak lagi," kata Linda usai membuka program Ready to Work yang akan berjalan hingga September 2023.
Sementara itu, terkait pelatihan kewirausahaan hijau kata dia, adalah program yang menggandeng kaum muda dengan usaha yang tidak mencemari lingkungan, serta berdampak sosial ekonomi bagi sekitarnya.
"Yang pasti bisnisnya berkelanjutan jangan sampai hanya fokus dengan sumber daya yang ada sekarang, tapi besok mengeksploitasi. Kita tidak ingin seperti itu," ujarnya.
Lebih jauh, Linda menyampaikan bahwa kaum muda yang hendak bergabung dalam proyek pertama Plan Indonesia di Bali dalam hal ketenagakerjaan ini dapat mengakses sosial media Instagram @kitakerja.id.
Ditambahkan oleh Manajer Program Ready to Work Dini Arifah, nantinya para peserta yang telah diseleksi untuk mengikuti pelatihan TI maupun kewirausahaan hijau mendapat bantuan akses pendanaan dalam menjalankan proyeknya.
Dini menjelaskan bahwa pihaknya tak ingin sekadar memberikan dana kepada kaum muda, namun memiliki pendekatan lain melalui ilmu literasi keuangan dan pendampingan dalam mengelola.
"Kita kerja sama dengan Citi Foundation jadi fokusnya ke literasi keuangan, anak-anak akan dibekali itu. Misal mereka punya proyek mini dan butuh dana, nanti kita bantu tapi didampingi jadi mereka tidak kelola sendiri," kata dia kepada media di Denpasar.
Dini menyampaikan bahwa Citi Foundation sendiri akan mendukung Plan Indonesia selama proyek ini berlangsung di Pulau Dewata, bersama dengan mitra lainnya.
Untuk pelaksanaan pelatihan Ready to Work, kata dia, akan dibagi menjadi beberapa tahap, dengan tahapan kuartal pertama melakukan banyak komunikasi dan penilaian.
"Kita punya modul e-learning, Plan Indonesia banyak kerja sama dengan kementerian membangun modul belajarnya, belajar 3 bulan didampingi pelatih fasilitator, kemudian diperkuat di mentoring, itu yang kita kencangkan," jelasnya.
Dini mengaku tak ada yang dapat menjamin seluruh peserta akan mendapat pekerjaan usai pelatihan, namun yang pihaknya tekankan adalah pembentukan kepercayaan diri kaum muda khususnya perempuan dan disabilitas, dan nantinya Plan Indonesia akan membantu dalam membuka akses ke mitra perusahaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Direktur Sumber Daya dan Mobilisasi Plan Indonesia Linda Sukandar di Denpasar, Kamis, mengatakan yayasan penggagas proyek tersebut berniat untuk mendukung pemberian akses bagi kaum marjinal dalam hal ini perempuan dan disabilitas agar setara dalam memperoleh dukungan mengembangkan kemampuan dan akses terhadap fasilitas sosial.
Linda menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat diikuti kaum muda di Bali, tepatnya Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Karangasem dengan rentang usia 16-29 tahun, dengan prioritas 60 persen untuk peserta perempuan.
"Fokusnya di dua hal, yaitu kewirausahaan hijau dan akses terhadap pasar tenaga kerja di bidang digital atau Teknologi Informasi (TI). Ada ilmu digital UI/UX, digital marketing, dan banyak lagi," kata Linda usai membuka program Ready to Work yang akan berjalan hingga September 2023.
Sementara itu, terkait pelatihan kewirausahaan hijau kata dia, adalah program yang menggandeng kaum muda dengan usaha yang tidak mencemari lingkungan, serta berdampak sosial ekonomi bagi sekitarnya.
"Yang pasti bisnisnya berkelanjutan jangan sampai hanya fokus dengan sumber daya yang ada sekarang, tapi besok mengeksploitasi. Kita tidak ingin seperti itu," ujarnya.
Lebih jauh, Linda menyampaikan bahwa kaum muda yang hendak bergabung dalam proyek pertama Plan Indonesia di Bali dalam hal ketenagakerjaan ini dapat mengakses sosial media Instagram @kitakerja.id.
Ditambahkan oleh Manajer Program Ready to Work Dini Arifah, nantinya para peserta yang telah diseleksi untuk mengikuti pelatihan TI maupun kewirausahaan hijau mendapat bantuan akses pendanaan dalam menjalankan proyeknya.
Dini menjelaskan bahwa pihaknya tak ingin sekadar memberikan dana kepada kaum muda, namun memiliki pendekatan lain melalui ilmu literasi keuangan dan pendampingan dalam mengelola.
"Kita kerja sama dengan Citi Foundation jadi fokusnya ke literasi keuangan, anak-anak akan dibekali itu. Misal mereka punya proyek mini dan butuh dana, nanti kita bantu tapi didampingi jadi mereka tidak kelola sendiri," kata dia kepada media di Denpasar.
Dini menyampaikan bahwa Citi Foundation sendiri akan mendukung Plan Indonesia selama proyek ini berlangsung di Pulau Dewata, bersama dengan mitra lainnya.
Untuk pelaksanaan pelatihan Ready to Work, kata dia, akan dibagi menjadi beberapa tahap, dengan tahapan kuartal pertama melakukan banyak komunikasi dan penilaian.
"Kita punya modul e-learning, Plan Indonesia banyak kerja sama dengan kementerian membangun modul belajarnya, belajar 3 bulan didampingi pelatih fasilitator, kemudian diperkuat di mentoring, itu yang kita kencangkan," jelasnya.
Dini mengaku tak ada yang dapat menjamin seluruh peserta akan mendapat pekerjaan usai pelatihan, namun yang pihaknya tekankan adalah pembentukan kepercayaan diri kaum muda khususnya perempuan dan disabilitas, dan nantinya Plan Indonesia akan membantu dalam membuka akses ke mitra perusahaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022