Denpasar (Antara Bali) - Petani Bali yang sedang panen umumnya menjual gabah melalui sistem tebas atau dalam bentuk gabah kering panen, dengan harga yang ditentukan oleh para pembeli (tengkulak).

"Kami terpaksa menjual padi saat masih di sawah, karena tidak mempunyai lantai untuk menjemurnya," kata Made Suamba, petani yang memanen hasil budidayanya di areal subak Mengwi, Kabupaten Badung, Senin.

Demikian pula sejumlah petani di Kabupaten Gianyar yang juga sedang panen padi umumnya menjual gabah saat masih di sawah. "Kami bisa menjual gabah hasil panenan Rp4.000/kilogram," kata Ketut Tabeng yang memperoleh hasil panenan 1,5 ton.

Tetapi petani di Badung menjual gabah di sawah rata-rata dengan harga Rp3.750/kilogram, lebih rendah jika dibandingkan rekannya di Gianyar. "Kami terpaksa menjual gabah di sawah akibat tidak ada pemnbeli lagi," kata Suamba.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat, harga gabah di tingkat petani lebih baik karena mengalami kenaikan dari Rp3.647/Kg gabah kering panen periode September menjadi Rp3.789/Kg pada Oktober 2012 dan hal tersebut masih di atas harga patokan pemerintah (HPP) Rp 3.300/Kg. (*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012