Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menyelenggarakan acara lari di Bali, yang diikuti oleh lebih dari 500 peserta, guna mengampanyekan praktik perikanan berkelanjutan.

Acara lari yang diadakan YKAN secara virtual dan secara langsung di kawasan Waduk Tukad Badung, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Minggu, merupakan bagian dari Misi Lestari 2022, upaya kolaboratif untuk melestarikan bumi melalui kegiatan-kegiatan edukatif.

"Mengajak publik lebih paham terhadap isu yang kami suarakan, harus melalui kegiatan yang lebih menyenangkan. Oleh karena itu, kami ramu dengan hal-hal lain, dengan acara yang fun (menyenangkan) supaya nanti ketika (kami) memasukkan materi-materi edukasi itu mudah," kata Direktur Projek Misi Lestari YKAN Astrid Candrasari.

Ia menyampaikan bahwa acara lari tidak hanya diikuti oleh komunitas pelari dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan Balikpapan. Para pemengaruh, perwakilan pemerintah, dan aparat penegak hukum juga terlibat dalam kegiatan itu.

Kepala Polda Bali Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra dan Wakil Polda Bali Brigjen Pol. I Ketut Suardana pun mengikuti acara lari tersebut.

Baca juga: Pemkab Badung dukung pariwisata olahraga

Astrid mengatakan bahwa pelibatan berbagai kelompok masyarakat dalam Misi Lestari dimaksudkan untuk mengajak semua pihak memahami persoalan dalam praktik perikanan serta mendukung praktik perikanan berkelanjutan di Indonesia.

Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Ketut Astari menekankan pentingnya partisipasi warga dalam upaya menjaga laut dan biota di dalamnya.

"Untuk memperoleh ikan segar yang berkualitas, tentu kita membutuhkan ekosistem perairan yang terjaga keseimbangannya. Dan, setiap orang yang ada di sini punya andil untuk bersama-sama menjaga kelestarian dan kebersihan laut dan biota yang ada di dalamnya untuk masa depan Indonesia yang lestari," katanya.

Misi Lestari merupakan kegiatan kolaborasi yang rutin diselenggarakan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara setiap tahun.

Misi Lestari 2022 mengusung tema Mission of the Ocean untuk mendukung aksi global Decade of Ocean Science for Sustainable Development 2021-2030 yang dideklarasikan di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Januari 2021.

Baca juga: Wagub: "Run to Care 2021" sampaikan pesan "Bali aman dikunjungi"

Yayasan Konservasi Alam Nusantara menyampaikan bahwa ekosistem laut dan pesisir yang sehat tidak hanya menjadi tumpuan penghidupan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga modal utama untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

"Terumbu karang, padang lamun, hingga hutan mangrove yang sehat di wilayah pesisir meningkatkan kemampuan adaptasi masyarakat dan ekosistem pada perubahan iklim," kata Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman.

Dia mengemukakan bahwa laut Indonesia yang kaya potensi perikanan saat ini menghadapi ancaman perubahan iklim, pengembangan kawasan yang kurang terpadu, dan praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

Penerapan praktik perikanan yang berkelanjutan, menurut dia, penting untuk menjaga kelestarian wilayah perairan yang menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 60 persen penduduk Indonesia.


 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022