Solo (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia memilih Solo sebagai salah satu nominasi jaringan kota kreatif dunia yang diadakan lembaga pendidikan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNESCO.
Selain Solo, dua kota lain yang diajukan sebagai nominasi adalah Bandung dan Yogyakarta, kata Kepala Sub Direktorat Pengembangan Zona Kreatif Danny Rantungdi Solo, Jumat.
Ia mengatakan, Solo dipilih karena dinilai sebagai sumber ilmu pengetahun batik dan lebih fokus lagi, sebagai andalannya akan difokuskan pada keunikan desain batik yang tercipta.
"Memang ada banyak kota yang juga punya batik, tetapi kami lihat pusat ilmunya ada di Solo. Desain batik yang khas ini mampu menggerakkan ekonomi kreatif masyarakatnya," kata Danny kepada wartawan usai Focus Group Discussion (FGD) Pengajuan Kota Kreatif ke UNESCO di Solo.
Ia juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut difasilitasi Dikrektorat Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata Kemenparekraf.
Bidang batik dijadikan andalan karena batik merupakan warisan budaya asli Indonesia dan pihaknya tak ingin negara lain justru lebih dulu mengklaim hal tersebut.
"Kami memang harus bergerak cepat, jangan sampai dicuri atau didahului negara lain. Seperti beberapa kasus dengan Malaysia. Pengakuan dari Unesco ini akan memperkuat posisi kita di mata internasional," katanya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Selain Solo, dua kota lain yang diajukan sebagai nominasi adalah Bandung dan Yogyakarta, kata Kepala Sub Direktorat Pengembangan Zona Kreatif Danny Rantungdi Solo, Jumat.
Ia mengatakan, Solo dipilih karena dinilai sebagai sumber ilmu pengetahun batik dan lebih fokus lagi, sebagai andalannya akan difokuskan pada keunikan desain batik yang tercipta.
"Memang ada banyak kota yang juga punya batik, tetapi kami lihat pusat ilmunya ada di Solo. Desain batik yang khas ini mampu menggerakkan ekonomi kreatif masyarakatnya," kata Danny kepada wartawan usai Focus Group Discussion (FGD) Pengajuan Kota Kreatif ke UNESCO di Solo.
Ia juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut difasilitasi Dikrektorat Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata Kemenparekraf.
Bidang batik dijadikan andalan karena batik merupakan warisan budaya asli Indonesia dan pihaknya tak ingin negara lain justru lebih dulu mengklaim hal tersebut.
"Kami memang harus bergerak cepat, jangan sampai dicuri atau didahului negara lain. Seperti beberapa kasus dengan Malaysia. Pengakuan dari Unesco ini akan memperkuat posisi kita di mata internasional," katanya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012