Denpasar (Antara Bali ) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan, angka pemeriksaan kehamilan ibu-ibu di Pulau Dewata telah mencapai 90 persen yang menunjukkan tingginya kesadaran mereka menjaga keselamatan calon buah hati.

"Termasuk di daerah-daerah perdesaan, kaum ibu di daerah kita semakin aktif memeriksakan kandungan di tempat-tempat pelayanan kesehatan," katanya dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional, di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, pemeriksaan kehamilan ini sangat penting untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Selama kehamilan, paling sedikit seorang ibu harus memeriksakan kandungannya hingga empat kali. "Angka cakupan di daerah kita mencapai 90 persen," ujarnya.

Di Bali, lanjut dia, angka kematian ibu (AKI) melahirkan juga relatif kecil, yakni 84,52 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka tersebut masih lebih baik dibandingkan rata-rata nasional yang 126 per 100 ribu kelahiran hidup.

Demikian juga dengan angka kematian bayi (AKB) di Bali pada 2011 sebesar 7,21 per 1.000 kelahiran hidup. Sementara rata-rata nasional besarnya AKB adalah 120 per 1.000 kelahiran hidup.

"Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, kami melakukan upaya komprehensif seperti melalui program kesehatan ibu dan anak (KIA) yang meliputi pemeriksaan kesehatan dari mulai ibu hamil sampai anaknya lahir, serta menyusui," katanya.

Ia menambahkan, di Bali terdapat 55 kasus kematian ibu saat melahirkan pada 2011, sementara pada 2012 hingga sekarang sudah terjadi 51 kematian ibu melahirkan.

Penyebab kematian dipengaruhi oleh faktor yang berhubungan langsung dengan kehamilan (obstetrik) seperti pendarahan dan plasenta tidak keluar, serta non-obstetrik yang disebabkan penyakit sang ibu berupa sakit jantung, hipertensi dan keracunan kehamilan. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012