Denpasar (Antara Bali) - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Gede Sumarjaya Linggih mengakui kekalahan Cokorda Gede Putra Nindia-Anak Agung Gede Agung pada Pilkada Kabupaten Gianyar, Minggu (4/11), akibat mesin politik partainya "ngadat" atau kurang dapat berjalan dengan baik.
"Mesin Partai Golkar kurang kuat berjalan dalam menyosialisasikan Cokorda Putra Nindia-Agung Gede Agung, sehingga tak mampu meraup suara rakyat pada Pilkada Gianyar," kata Sumarjaya Linggih di Nusa Dua, Kamis.
Ia mengatakan, selain mesin partai politik kurang berjalan kuat, pasangan yang diusung tersebut kurang dikenal di masyarakat.
"Pasangan kandidat yang diusung Golkar kurang merakyat, sehingga beliau kurang dikenal. Karena dari latar belakang Cok Nindia adalah seorang birokrat, bukan dari politik," ucap mantan Ketua HIPMI Bali itu.
Menurut Sumarjaya Linggih yang akrab dipanggil Demer itu, kekalahan Partai Golkar di tiga pilkada, yaitu di Kabupaten Tabanan, Buleleng, dan Gianyar menjadi pelajaran berat menjelang Pilkada Bali 2013.(*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Mesin Partai Golkar kurang kuat berjalan dalam menyosialisasikan Cokorda Putra Nindia-Agung Gede Agung, sehingga tak mampu meraup suara rakyat pada Pilkada Gianyar," kata Sumarjaya Linggih di Nusa Dua, Kamis.
Ia mengatakan, selain mesin partai politik kurang berjalan kuat, pasangan yang diusung tersebut kurang dikenal di masyarakat.
"Pasangan kandidat yang diusung Golkar kurang merakyat, sehingga beliau kurang dikenal. Karena dari latar belakang Cok Nindia adalah seorang birokrat, bukan dari politik," ucap mantan Ketua HIPMI Bali itu.
Menurut Sumarjaya Linggih yang akrab dipanggil Demer itu, kekalahan Partai Golkar di tiga pilkada, yaitu di Kabupaten Tabanan, Buleleng, dan Gianyar menjadi pelajaran berat menjelang Pilkada Bali 2013.(*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012