Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan perusahaan Zerro Power asal Singapura untuk menjaga pasokan semikonduktor.
"Tidak ada negara yang bisa mandiri dalam hal semikonduktor, jadi kita ingin mengurangi ketergantungan kita. Rantai pasok semakin lama semakin sulit, dan kebutuhan dunia semakin tinggi, oleh sebab itu maka supply harus kita siapkan," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Denpasar Selasa.
Dalam kegiatan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenperin dengan pebisnis Sehat Sutardja di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Agus Gumiwang mengatakan bahwa kerja sama dengan perusahaan semikonduktor adalah hal yang penting bagi Indonesia.
Apalagi, kata dia, Zerro Power digawangi oleh Diaspora Indonesia yang tak asing di kancah dunia, yaitu Sehat Sutardja, pendiri perusahaan semikonduktor Amerika Serikat, Marvell Technology Group.
"Pak Sehat ini pendiri Marvell, salah satu perusahaan elektronik semikonduktor sangat terkenal yang kalau kita lihat kredibilitas-nya dari berbagai macam pengalaman, dia bisa melebihi beberapa perusahaan-perusahaan elektronika di Amerika walaupun nama besar," ujar Menperin.
Baca juga: Menperin tekankan pentingnya transformasi digital sektor industri di TIIMM G20
Agus Gumiwang menuturkan soal kisah Sehat Sutardja yang sejak kecil memiliki keseriusan di bidang elektronika dan kini memiliki paten-paten atas nama dia di banyak negara dunia.
"Kita punya keuntungan dan sayang kalau tidak dipergunakan, ini memang terlambat tapi daripada tidak sama sekali. Kita punya diaspora yang sangat terkenal di dunia harus kita manfaatkan kecemerlangannya, sehingga hari ini kita lakukan MoU," kata dia kepada media.
Menperin menyebut kerja sama ini berjalan cukup cepat, terhitung sejak enam bulan lalu saat pihaknya pertama kali menghubungi Sehat Sutardja, hingga kemudian Agus Gumiwang secara langsung berkesempatan bertemu ahli yang memproduksi chip semikonduktor itu di Los Angeles, California.
"Setelah itu beberapa pertemuan melalui daring, jadi sudah ada kewajiban-kewajiban dalam MoU, karena saya minta agar tidak sekadar payung, tapi lebih detail," ujar Menteri Perindustrian.
Baca juga: Menperin temui Presiden World Economic Forum di Swiss
Ia juga menyampaikan bahwa dalam beberapa kali pertemuan dengan bos perusahaan Singapura itu disebutkan beberapa permintaan, dan hal tersebut diakui Agus Gumiwang dapat dipenuhi.
"Kementerian Perindustrian sudah menyanggupi beberapa hal yang mereka inginkan, agar pengembangan dari industri semikonduktor bisa berjalan dan ini suatu hal yang penting," kata dia.
Sehat Sutardja usai menandatangani kerja sama dengan Indonesia menambahkan bahwa ini bentuk kontribusinya terhadap pengembangan teknologi di Indonesia.
Ia berharap agar mampu membawa teknologi-teknologi ciptaannya kembali ke Indonesia, negara di mana ia dilahirkan.
“Harapannya, di masa depan teknologi-teknologi tersebut dapat diproduksi melalui kerja sama dengan pemerintah dan perusahaan Indonesia. Dan kepada generasi muda, kita perlu berupaya sebaik-baiknya dan mencoba hal-hal yang menjadi tantangan,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Tidak ada negara yang bisa mandiri dalam hal semikonduktor, jadi kita ingin mengurangi ketergantungan kita. Rantai pasok semakin lama semakin sulit, dan kebutuhan dunia semakin tinggi, oleh sebab itu maka supply harus kita siapkan," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Denpasar Selasa.
Dalam kegiatan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenperin dengan pebisnis Sehat Sutardja di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Agus Gumiwang mengatakan bahwa kerja sama dengan perusahaan semikonduktor adalah hal yang penting bagi Indonesia.
Apalagi, kata dia, Zerro Power digawangi oleh Diaspora Indonesia yang tak asing di kancah dunia, yaitu Sehat Sutardja, pendiri perusahaan semikonduktor Amerika Serikat, Marvell Technology Group.
"Pak Sehat ini pendiri Marvell, salah satu perusahaan elektronik semikonduktor sangat terkenal yang kalau kita lihat kredibilitas-nya dari berbagai macam pengalaman, dia bisa melebihi beberapa perusahaan-perusahaan elektronika di Amerika walaupun nama besar," ujar Menperin.
Baca juga: Menperin tekankan pentingnya transformasi digital sektor industri di TIIMM G20
Agus Gumiwang menuturkan soal kisah Sehat Sutardja yang sejak kecil memiliki keseriusan di bidang elektronika dan kini memiliki paten-paten atas nama dia di banyak negara dunia.
"Kita punya keuntungan dan sayang kalau tidak dipergunakan, ini memang terlambat tapi daripada tidak sama sekali. Kita punya diaspora yang sangat terkenal di dunia harus kita manfaatkan kecemerlangannya, sehingga hari ini kita lakukan MoU," kata dia kepada media.
Menperin menyebut kerja sama ini berjalan cukup cepat, terhitung sejak enam bulan lalu saat pihaknya pertama kali menghubungi Sehat Sutardja, hingga kemudian Agus Gumiwang secara langsung berkesempatan bertemu ahli yang memproduksi chip semikonduktor itu di Los Angeles, California.
"Setelah itu beberapa pertemuan melalui daring, jadi sudah ada kewajiban-kewajiban dalam MoU, karena saya minta agar tidak sekadar payung, tapi lebih detail," ujar Menteri Perindustrian.
Baca juga: Menperin temui Presiden World Economic Forum di Swiss
Ia juga menyampaikan bahwa dalam beberapa kali pertemuan dengan bos perusahaan Singapura itu disebutkan beberapa permintaan, dan hal tersebut diakui Agus Gumiwang dapat dipenuhi.
"Kementerian Perindustrian sudah menyanggupi beberapa hal yang mereka inginkan, agar pengembangan dari industri semikonduktor bisa berjalan dan ini suatu hal yang penting," kata dia.
Sehat Sutardja usai menandatangani kerja sama dengan Indonesia menambahkan bahwa ini bentuk kontribusinya terhadap pengembangan teknologi di Indonesia.
Ia berharap agar mampu membawa teknologi-teknologi ciptaannya kembali ke Indonesia, negara di mana ia dilahirkan.
“Harapannya, di masa depan teknologi-teknologi tersebut dapat diproduksi melalui kerja sama dengan pemerintah dan perusahaan Indonesia. Dan kepada generasi muda, kita perlu berupaya sebaik-baiknya dan mencoba hal-hal yang menjadi tantangan,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022