Kementerian Sosial memberikan bantuan sejumlah bahan pokok kepada puluhan penyandang disabilitas dengan kategori cacat berat di Kota Denpasar, Bali, sekaligus diberikan materi penguatan kapasitas keluarga.
"Kita harus berpikir positif. Jangan selalu memandang ketidakberdayaan di anggota keluarga kita sebagai sesuatu masalah," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Mahatmiya Bali Kementerian Sosial Sri Wibowo pada acara penyerahan bantuan tersebut di Rumah Pintar Denpasar, Senin.
Bantuan bahan pokok yang diterima para penyandang disabilitas tersebut merupakan bagian dari Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kementerian Sosial.
Program Atensi dari Kemensos itu diberikan berupa paket bahan pokok senilai masing-masing Rp2 juta untuk 36 orang, bantuan alat pengembangan kewirausahaan untuk dua orang, dan bantuan sepeda roda tiga untuk satu orang penyandang disabilitas.
Bantuan bagi 39 penyandang disabilitas dengan nilai nominal Rp88,23 juta tersebut diserahkan oleh Sri Wibowo dan diterima secara simbolis oleh Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laksmi Sarawasti.
Bantuan sosial yang diberikan itu sebelumnya telah melalui penilaian yang komprehensif dari para pekerja sosial dan tim dari Kemensos.
Baca juga: BPJAMSOSTEK Banuspa berdayakan penyandang disabilitas di Ubud
Mereka yang menerima bantuan bahan pokok mayoritas merupakan para penyandang disabilitas dengan kategori cacat berat, yang memang sangat ketergantungan dengan peran dari keluarga
Sementara itu Ni Putu Esti, Pekerja Sosial Ahli Madya UPT Sentra Mahatmiya Bali menambahkan, untuk bantuan kewirausahaan diberikan kepada dua orang keluarga penyandang disabilitas yang berprofesi sebagai penjual gorengan dan penjual nasi jinggo.
Bantuan yang diberikan berupa rombong untuk berjualan, kompos, wajan, blender dan perlengkapan lainnya.
Sedangkan bantuan sepeda roda tiga diberikan untuk satu orang penyandang disabilitas yang sebelumnya telah berdasarkan rekomendasi dari dokter.
"Kakinya itu seperti lumpuh dan berdasarkan rekomendasi dokter dinyatakan membutuhkan sepeda roda tiga untuk menterapi ototnya agar lebih kuat," kata Putu Esti.
Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kemensos, lanjut dia, didasarkan pada tiga pendekatan yakni pendekatan keluarga, pendekatan berbasis komunitas, dan berbasis residensial.
"Dengan sejumlah bantuan yang diberikan, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Apalagi para orang tua mereka lebih banyak digunakan untuk merawat anak-anaknya yang disabilitas," ucapnya.
Dalam acara yang dihadiri para keluarga penyandang disabilitas tersebut juga menghadirkan narasumber psikolog Retno IG Kusuma yang pada intinya untuk penguatan kapasitas keluarga untuk mewujudkan kemandirian para penyandang disabilitas.
Baca juga: Indonesia ajak G20 buka lowongan kerja untuk penyandang disabilitas
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Kita harus berpikir positif. Jangan selalu memandang ketidakberdayaan di anggota keluarga kita sebagai sesuatu masalah," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Mahatmiya Bali Kementerian Sosial Sri Wibowo pada acara penyerahan bantuan tersebut di Rumah Pintar Denpasar, Senin.
Bantuan bahan pokok yang diterima para penyandang disabilitas tersebut merupakan bagian dari Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kementerian Sosial.
Program Atensi dari Kemensos itu diberikan berupa paket bahan pokok senilai masing-masing Rp2 juta untuk 36 orang, bantuan alat pengembangan kewirausahaan untuk dua orang, dan bantuan sepeda roda tiga untuk satu orang penyandang disabilitas.
Bantuan bagi 39 penyandang disabilitas dengan nilai nominal Rp88,23 juta tersebut diserahkan oleh Sri Wibowo dan diterima secara simbolis oleh Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laksmi Sarawasti.
Bantuan sosial yang diberikan itu sebelumnya telah melalui penilaian yang komprehensif dari para pekerja sosial dan tim dari Kemensos.
Baca juga: BPJAMSOSTEK Banuspa berdayakan penyandang disabilitas di Ubud
Mereka yang menerima bantuan bahan pokok mayoritas merupakan para penyandang disabilitas dengan kategori cacat berat, yang memang sangat ketergantungan dengan peran dari keluarga
Sementara itu Ni Putu Esti, Pekerja Sosial Ahli Madya UPT Sentra Mahatmiya Bali menambahkan, untuk bantuan kewirausahaan diberikan kepada dua orang keluarga penyandang disabilitas yang berprofesi sebagai penjual gorengan dan penjual nasi jinggo.
Bantuan yang diberikan berupa rombong untuk berjualan, kompos, wajan, blender dan perlengkapan lainnya.
Sedangkan bantuan sepeda roda tiga diberikan untuk satu orang penyandang disabilitas yang sebelumnya telah berdasarkan rekomendasi dari dokter.
"Kakinya itu seperti lumpuh dan berdasarkan rekomendasi dokter dinyatakan membutuhkan sepeda roda tiga untuk menterapi ototnya agar lebih kuat," kata Putu Esti.
Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kemensos, lanjut dia, didasarkan pada tiga pendekatan yakni pendekatan keluarga, pendekatan berbasis komunitas, dan berbasis residensial.
"Dengan sejumlah bantuan yang diberikan, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Apalagi para orang tua mereka lebih banyak digunakan untuk merawat anak-anaknya yang disabilitas," ucapnya.
Dalam acara yang dihadiri para keluarga penyandang disabilitas tersebut juga menghadirkan narasumber psikolog Retno IG Kusuma yang pada intinya untuk penguatan kapasitas keluarga untuk mewujudkan kemandirian para penyandang disabilitas.
Baca juga: Indonesia ajak G20 buka lowongan kerja untuk penyandang disabilitas
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022