Denpasar (Antara Bali) - Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Polisi Sutisna memperkirakan, empat orang pembunuh pasangan suami istri Fenny Maria Suliyanto (27) dan Sugianto Halim (30) hingga kini masih ada di Bali.

"Kami perkirakan pelaku masih ada di Bali, sehingga semua jajaran kami kerahkan untuk gencar memburu mereka," katanya di sela-sela pengecekan pengamanan Natal di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, empat pelaku ini diduga sebagai pembunuh bayaran. Tiga pelaku yang telah ditangkap sebelumnya adalah Fahrudin (20) asal Bima, Wayan Agus, dan Aris Sugiarto yang diduga sebagai otak pelaku dari aksi pembunuhan berencana ini.

Disinggung target waktu yang dibutuhkan polisi untuk dapat menangkap semua pelaku, Kapolda hanya menjelaskan tinggal menunggu waktu saja.

"Kami tidak mau memberikan target waktu. Yang jelas, semua anggota tengah kerja keras dan secepatnya akan kami ungkap setelah semuanya jelas," kata jenderal berbintang dua ini.

Mengenai motif, ia mengemukakan, sementara memang kasus perampokan yang dilatarbelakangi dendam bisnis. Untuk kepastiannya, polisi masih menunggu pelaku lain tertangkap sehingga polisi tidak hanya mendengar keterangan dari pelaku yang sudah tertangkap.

Ia mengakui bahwa pembunuhan pasutri yang baru dua pekan menikah ini memang terbilang sangat sadis. Pelaku terus menusuk tubuh kedua korban meskipun diketahui telah meninggal dan saat dilakukan otopsi ditemukan 27 tusukan.

Pasutri yang juga memiliki usaha sandal dan sepatu ini dibunuh di ruko di Jalan Wahidin 47B, Denpasar, Jumat (11/12). Kejadian ini baru diketahui ketika para karyawan toko yang berjumlah tujuh orang hendak masuk untuk bekerja. 

Beberapa karyawan lalu berinisiatif untuk membuka paksa hingga naik ke lantai tiga. Di lokasi inilah, para karyawan ini menemukan majikannya sudah meninggal dengan luka tusukan.

Mengetahui kedua bos mereka tewas, para karyawan kemudian melaporkan kasus itu ke pos polisi di Jalan Gajah Mada Denpasar dan diteruskan ke Poltabes Denpasar. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009