Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya membuka Pameran Bonsai bertajuk "Pelangi Bonsai Tabanan VI" yang merupakan serangkaian peringatan HUT ke-529 Kota Tabanan di area Taman Bung Karno Tabanan.
"Selain sebagai penyaluran hobi para penggemar bonsai, pameran juga diharapkan mampu membangkitkan perekonomian dan memperkenalkan Kota Tabanan, baik secara langsung maupun melalui media sosial," katanya di Tabanan, Kamis.
Ia mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak penyelenggara Pameran Bonsai Tabanan VI yang bekerjasama dengan penggemar bonsai Bali maupun daerah luar Bali, guna menjadikan Tabanan sebagai ajang pameran bonsai berskala nasional.
Dalam kesempatan itu, Sanjaya juga menyampaikan sejarah singkat Tabanan dan tentang penamaan Taman Kota Tabanan menjadi Taman Bung Karno.
Baca juga: Bupati Gianyar buka pameran nasional Bonsai
"Beberapa tahun yang lalu, nama Taman Bung Karno sudah digaungkan, karena mempunyai keyakinan bahwa suatu saat pasti ada patung Bung Karno di taman ini," katanya.
Terbukti saat ini, ada patung Bung Karno yang berdiri megah melengkapi tatanan Taman Bung Karno. Hal ini tidak terlepas dari proses dan cerita yang panjang dan penuh kerja keras dari semua pihak, termasuk membangun kembali Patung Wisnu Murti di persimpangan Kediri yang merupakan ikon Tabanan.
Di area Taman Bung Karno terdapat banyak bangunan yang memiliki nilai historis tinggi, seperti Gedung Kesenian I Ketut Maria, Gedung Garuda Wisnu Serasi yang memiliki tiga pintu yang mengandung makna masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, hingga Patung Gajah Mada, Patung Kebo Iwa dan Patung Bung Karno yang merupakan ikon pemersatu bangsa.
"Bagaimana kita memaknai sebuah perjalanan, jangan pernah lupa dengan sejarah masa lalu. Sekarang, mari kita bangun Tabanan ini dengan sebaik-baiknya. Dan ingat, cita-cita besar kita yang akan datang, apa yang mesti kita lakukan, apa yang mesti kita perbuat untuk kesejahteraan masyarakat Tabanan yang kita cintai ini. Semua ada cerita dan filosofinya, tidak ada yang jatuh dari langit," katanya.
Baca juga: HUT Kota ke-529, Bupati Tananan lakukan "blusukan" ke pasar
Menurut Bupati Tabanan Sanjaya, pameran bonsai kali ini sangat tepat digelar di Taman ikonik Taman Bung Karno Tabanan. Ke depan, Bupati Sanjaya menyiapkan rencana di Taman Bung Karno ada UPT badan pengelola yang menjaga Taman agar selalu terawat selama 24 jam.
"Tabanan memang Kota kecil, namun ke depan kita ingin Tabanan menjadi Kota yang indah, kota yang prestisius, kota yang memiliki nilai historis yang baik dan luar biasa," katanya.
Begitu juga bonsai, yang memiliki nilai historis yang luar biasa, yang asal mulanya dari Jepang dan bisa dihargai dengan fantastis. "Saya kagum karena bonsai tidak akan pernah mati peminat. Seperti barang antik, semakin tua, semakin lama, semakin berbobot dan semakin mahal harganya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Selain sebagai penyaluran hobi para penggemar bonsai, pameran juga diharapkan mampu membangkitkan perekonomian dan memperkenalkan Kota Tabanan, baik secara langsung maupun melalui media sosial," katanya di Tabanan, Kamis.
Ia mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak penyelenggara Pameran Bonsai Tabanan VI yang bekerjasama dengan penggemar bonsai Bali maupun daerah luar Bali, guna menjadikan Tabanan sebagai ajang pameran bonsai berskala nasional.
Dalam kesempatan itu, Sanjaya juga menyampaikan sejarah singkat Tabanan dan tentang penamaan Taman Kota Tabanan menjadi Taman Bung Karno.
Baca juga: Bupati Gianyar buka pameran nasional Bonsai
"Beberapa tahun yang lalu, nama Taman Bung Karno sudah digaungkan, karena mempunyai keyakinan bahwa suatu saat pasti ada patung Bung Karno di taman ini," katanya.
Terbukti saat ini, ada patung Bung Karno yang berdiri megah melengkapi tatanan Taman Bung Karno. Hal ini tidak terlepas dari proses dan cerita yang panjang dan penuh kerja keras dari semua pihak, termasuk membangun kembali Patung Wisnu Murti di persimpangan Kediri yang merupakan ikon Tabanan.
Di area Taman Bung Karno terdapat banyak bangunan yang memiliki nilai historis tinggi, seperti Gedung Kesenian I Ketut Maria, Gedung Garuda Wisnu Serasi yang memiliki tiga pintu yang mengandung makna masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, hingga Patung Gajah Mada, Patung Kebo Iwa dan Patung Bung Karno yang merupakan ikon pemersatu bangsa.
"Bagaimana kita memaknai sebuah perjalanan, jangan pernah lupa dengan sejarah masa lalu. Sekarang, mari kita bangun Tabanan ini dengan sebaik-baiknya. Dan ingat, cita-cita besar kita yang akan datang, apa yang mesti kita lakukan, apa yang mesti kita perbuat untuk kesejahteraan masyarakat Tabanan yang kita cintai ini. Semua ada cerita dan filosofinya, tidak ada yang jatuh dari langit," katanya.
Baca juga: HUT Kota ke-529, Bupati Tananan lakukan "blusukan" ke pasar
Menurut Bupati Tabanan Sanjaya, pameran bonsai kali ini sangat tepat digelar di Taman ikonik Taman Bung Karno Tabanan. Ke depan, Bupati Sanjaya menyiapkan rencana di Taman Bung Karno ada UPT badan pengelola yang menjaga Taman agar selalu terawat selama 24 jam.
"Tabanan memang Kota kecil, namun ke depan kita ingin Tabanan menjadi Kota yang indah, kota yang prestisius, kota yang memiliki nilai historis yang baik dan luar biasa," katanya.
Begitu juga bonsai, yang memiliki nilai historis yang luar biasa, yang asal mulanya dari Jepang dan bisa dihargai dengan fantastis. "Saya kagum karena bonsai tidak akan pernah mati peminat. Seperti barang antik, semakin tua, semakin lama, semakin berbobot dan semakin mahal harganya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022