Delhi (Antara Bali) - Jerman menjadikan kawasan Asia-Pasifik termasuk Indonesia sebagai mitra bisnis terpenting di luar kawasan Uni Eropa karena cepatnya pertumbuhan dan besarnya potensi bisnis di kawasan itu.
"Kawasan Asia-Pasifik akan terus menjadi pasar kunci strategis bagi ekspor Jerman," kata Menteri Ekonomi dan Teknologi Federal Jerman Philipp Rosler saat membuka konferensi Bisnis Jerman di Asia-Pasifik (Asia-Pacific Conference of German Business/APK) di Delhi, Jumat.
Konferensi Bisnis Jerman di Asia Pasifik berlangsung 1-3 November 2012 dan dihadiri oleh sedikitnya 700 kalangan pebinis Jerman yang bergerak di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia. Konferensi dilaksanakan berkala setiap dua tahun dengan yang pertama pada 1986.
Menurut Rosler perkembangan pasar di kawasan Asia-Pasifik terdorong oleh baiknya kinerja perekonomian di negara-negara Asia. Ekspor Jerman ke kawasan ini dalam periode 2010 dan 2011 tumbuh lebih dari sembilan persen per tahun.
Ketua Komite Bisnis Jerman-Asia, Peter Loscher yang juga CEO Siemens AG, dalam jumpa pers menggariwbawahi arti penting pendekatan kultural dan pemeliharaan hubungan baik berjangka panjang guna mendukung perkembangan bisnis Jerman di Asia-Pasifik.
Loscher mengatakan bagi kalangan bisnis Jerman, kawasan Asia-Pasifik bukan medan usaha yang baru karena di India saja bisnis Jerman telah hadir dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun terakhir.
Meski demikian, Loscher menyatakan harapannya bahwa negara-negara Asia-Pasifik sendiri harus bisa membuka diri dan mereformasi diri guna mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Meski tidak menyebut suatu negara tertentu, Loscher mengingatkan investasi asing, termasuk dari Jerman, tidak akan bersedia masuk tanpa fairness (kesetaraan).
"Kesetaraan perlakuan demikian sangat penting bagi kawasan ini, karena di sini masih sangat memerlukan masuk investasi asing langsung,"kata Loscher, yang juga mempersilakan investor dari Asia masuk ke Jerman untuk memanfaatkan banyak peluang bisnis yang ada.
Konferensi APK 2012 bertema Kemitraan-Inovasi-Berkelanjutan (Partnership-Innovation-Sustainability) dengan bahasan pokok dalam panel-panel diskusinya di seputar isu efisiensi energi, teknologi bersih, iptek, inovasi, bahan mentah, pembiayaan dan perubahan demografis.(E004/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kawasan Asia-Pasifik akan terus menjadi pasar kunci strategis bagi ekspor Jerman," kata Menteri Ekonomi dan Teknologi Federal Jerman Philipp Rosler saat membuka konferensi Bisnis Jerman di Asia-Pasifik (Asia-Pacific Conference of German Business/APK) di Delhi, Jumat.
Konferensi Bisnis Jerman di Asia Pasifik berlangsung 1-3 November 2012 dan dihadiri oleh sedikitnya 700 kalangan pebinis Jerman yang bergerak di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia. Konferensi dilaksanakan berkala setiap dua tahun dengan yang pertama pada 1986.
Menurut Rosler perkembangan pasar di kawasan Asia-Pasifik terdorong oleh baiknya kinerja perekonomian di negara-negara Asia. Ekspor Jerman ke kawasan ini dalam periode 2010 dan 2011 tumbuh lebih dari sembilan persen per tahun.
Ketua Komite Bisnis Jerman-Asia, Peter Loscher yang juga CEO Siemens AG, dalam jumpa pers menggariwbawahi arti penting pendekatan kultural dan pemeliharaan hubungan baik berjangka panjang guna mendukung perkembangan bisnis Jerman di Asia-Pasifik.
Loscher mengatakan bagi kalangan bisnis Jerman, kawasan Asia-Pasifik bukan medan usaha yang baru karena di India saja bisnis Jerman telah hadir dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun terakhir.
Meski demikian, Loscher menyatakan harapannya bahwa negara-negara Asia-Pasifik sendiri harus bisa membuka diri dan mereformasi diri guna mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Meski tidak menyebut suatu negara tertentu, Loscher mengingatkan investasi asing, termasuk dari Jerman, tidak akan bersedia masuk tanpa fairness (kesetaraan).
"Kesetaraan perlakuan demikian sangat penting bagi kawasan ini, karena di sini masih sangat memerlukan masuk investasi asing langsung,"kata Loscher, yang juga mempersilakan investor dari Asia masuk ke Jerman untuk memanfaatkan banyak peluang bisnis yang ada.
Konferensi APK 2012 bertema Kemitraan-Inovasi-Berkelanjutan (Partnership-Innovation-Sustainability) dengan bahasan pokok dalam panel-panel diskusinya di seputar isu efisiensi energi, teknologi bersih, iptek, inovasi, bahan mentah, pembiayaan dan perubahan demografis.(E004/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012