Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2022 ke-19 kembali digelar setelah vakum akibat pandemi COVID-19, guna menyatukan talenta sastra terbaik dari segi lokal dan internasional.
"UWRG juga berperan sebagai pilar untuk beragam diskusi dan pertukaran budaya yang dinamis. Festival sastra terbesar di Asia Tenggara akan menjadi tuan rumah untuk lebih dari 200 kegiatan," kata Janet DeNeefe, pendiri dan direktur UWRF dalam siaran persnya, di Ubud, kabupaten Gianyar, provinsi Bali, Kamis.
Panelis-panelis ternama yang ikut bergabung meliputi Carla Power, Tim Baker, Audrey Magee, Sequoia Nagematsu, Kylie Moore-Gilbert dan Osman Yousefzada.
UWRF22 juga turut menyambut penulis dan seniman Indonesia, termasuk penulis dan jurnalis Putu Oka Sukanta, sutradara film Kamila Andini, penulis novel Ahmad Fuadi dan musisi Rara Sekar.
Baca juga: UWRF berikan "Lifetime Achievement Award 2021" kepada Budi Darma
"Sebagai festival sastra terbesar di Asia Tenggara, reputasi nasional dan internasional memungkinkan kami untuk membawa nama-nama tersohor ke Bali dan peran kami adalah untuk menyiapkan platform terbaik untuk talenta literasi selanjutnya," ujar Janet.
UWRF adalah sebuah festival yang penuh karakter dan kedalaman dan setelah 19 tahun, menjadi sebuah ambisi yang bah
bisa disampaikan, katanya.
Sementara Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati Ketut Suardana menjelaskan sudah lebih dari tiga tahun sejak pembukaan festival ini di dalam suasana yang baik.
"Saya sangat bahagia para komunitas penulis dan pembaca akhirnya bisa berkumpul kembali di Ubud dan bersuka ria dalam buku dan cerita dan ide-ide di bawah tema Uniting Humanity, yang banyak mencerminkan semangat dari festival ini sendiri. Festival ini merupakan acara yang mempersatukan umat manusia yang sangat beragam," katanya.
Yayasan Mudra Swari Saraswati membawahi kegiatan Ubud Writers & Readers Festival yang sudah berjalan selama 19 tahun.
Baca juga: Yayasan Mudra Swari Saraswati luncurkan "Kembali 2020" di Ubud
Festival ini menawarkan berbagai panel diskusi yang mencerminkan tema tahun ini dan mengangkat suara-suara yang dipengaruhi oleh tindakan penganiayaan, konflik dan pelanggaran hak asasi manusia.
UWRF22 juga akan menyorot beberapa topik, seperti The War in Ukraine, sebuah diskusi meliputi penulis asal Ukrania Oksana Maksymchwk dan Maz Rosochinsky, mengenai efek dari riak seismik yang disebabkan oleh perang terhadap dunia setelah pandemi COVID-19, dan juga Uniting Humanity: Poetry of Peace.
Acara di luar program utama juga akan ada sesi-sesi puisi, literary lunches, long table dinners, jalan-jalan di persawahan dan desa, peluncuran buku, pesta cocktail, dan pertunjukan musik.
Di kebun permakultur Mana Earthly Paradise, sebuah acara spesial dengan talenta musik Indonesia Rara Sekar akan menunjukkan proyek musik solonya di tengah kebun.
“Berupaya untuk selalu merawat hubungan diri dengan diri, diri dengan masyarakat dan diri dengan alam dengan kesadaran yang kritis dan reflektif di manapun aku berkarya,” jelas Rara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"UWRG juga berperan sebagai pilar untuk beragam diskusi dan pertukaran budaya yang dinamis. Festival sastra terbesar di Asia Tenggara akan menjadi tuan rumah untuk lebih dari 200 kegiatan," kata Janet DeNeefe, pendiri dan direktur UWRF dalam siaran persnya, di Ubud, kabupaten Gianyar, provinsi Bali, Kamis.
Panelis-panelis ternama yang ikut bergabung meliputi Carla Power, Tim Baker, Audrey Magee, Sequoia Nagematsu, Kylie Moore-Gilbert dan Osman Yousefzada.
UWRF22 juga turut menyambut penulis dan seniman Indonesia, termasuk penulis dan jurnalis Putu Oka Sukanta, sutradara film Kamila Andini, penulis novel Ahmad Fuadi dan musisi Rara Sekar.
Baca juga: UWRF berikan "Lifetime Achievement Award 2021" kepada Budi Darma
"Sebagai festival sastra terbesar di Asia Tenggara, reputasi nasional dan internasional memungkinkan kami untuk membawa nama-nama tersohor ke Bali dan peran kami adalah untuk menyiapkan platform terbaik untuk talenta literasi selanjutnya," ujar Janet.
UWRF adalah sebuah festival yang penuh karakter dan kedalaman dan setelah 19 tahun, menjadi sebuah ambisi yang bah
bisa disampaikan, katanya.
Sementara Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati Ketut Suardana menjelaskan sudah lebih dari tiga tahun sejak pembukaan festival ini di dalam suasana yang baik.
"Saya sangat bahagia para komunitas penulis dan pembaca akhirnya bisa berkumpul kembali di Ubud dan bersuka ria dalam buku dan cerita dan ide-ide di bawah tema Uniting Humanity, yang banyak mencerminkan semangat dari festival ini sendiri. Festival ini merupakan acara yang mempersatukan umat manusia yang sangat beragam," katanya.
Yayasan Mudra Swari Saraswati membawahi kegiatan Ubud Writers & Readers Festival yang sudah berjalan selama 19 tahun.
Baca juga: Yayasan Mudra Swari Saraswati luncurkan "Kembali 2020" di Ubud
Festival ini menawarkan berbagai panel diskusi yang mencerminkan tema tahun ini dan mengangkat suara-suara yang dipengaruhi oleh tindakan penganiayaan, konflik dan pelanggaran hak asasi manusia.
UWRF22 juga akan menyorot beberapa topik, seperti The War in Ukraine, sebuah diskusi meliputi penulis asal Ukrania Oksana Maksymchwk dan Maz Rosochinsky, mengenai efek dari riak seismik yang disebabkan oleh perang terhadap dunia setelah pandemi COVID-19, dan juga Uniting Humanity: Poetry of Peace.
Acara di luar program utama juga akan ada sesi-sesi puisi, literary lunches, long table dinners, jalan-jalan di persawahan dan desa, peluncuran buku, pesta cocktail, dan pertunjukan musik.
Di kebun permakultur Mana Earthly Paradise, sebuah acara spesial dengan talenta musik Indonesia Rara Sekar akan menunjukkan proyek musik solonya di tengah kebun.
“Berupaya untuk selalu merawat hubungan diri dengan diri, diri dengan masyarakat dan diri dengan alam dengan kesadaran yang kritis dan reflektif di manapun aku berkarya,” jelas Rara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022