Kuta (Antara Bali) - PT Bio Farma memprioritaskan pemenuhan kebutuhan vaksin dalam negeri melalui program imunisasi nasional sebelum melakukan ekspor.

"Tapi sejauh ini kami sudah mampu memenuhi vaksin dasar dalam negeri sehingga sudah bisa ekspor," kata Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma Rahman Rustan di Kuta, Bali, Rabu.

Menurut dia, 60 hingga 70 persen dari total produksi sudah diekspor ke 117 negara tujuan. Namun kebutuhan domestik tetap diutamakan.

Dia menyekebutuhbutkan bahwa imunisasi dasar yang dipenuhi produsen vaksin berstatus BUMN itu di antaranya meliputi vaksin tetanus, hepatitis B, dan difteri dengan total produksi mencapai 1,7 miliar dosis per tahun.

Jumlah itu, lanjut Rahman, untuk memenuhi cakupan rata-rata lima juta bayi, 25 juta anak usia sekolah, dan 12 juta wanita usia subur per tahun.

Menurut dia, saat ini masih ada tiga produk yang masih diajukan ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menjalani prakualifikasi mengingat produk tersebut masih sangat dibutuhkan di dalam negeri, salah satunya vaksin untuk mencegah penyakit tuberculosis-TBC.

Sementara itu, beberapa vaksin di antaranya vaksin flu burung dan rabies saat ini masih dalam tahap penelitian untuk membuat vaksin sendiri karena beberapa di antaranya masih diimpor.

"Beberapa vaksin rabies ada yang masih diimpor dan ke depan itu masih dalam tahap penelitian. Tantangannya bagaimana itu bisa dipercepat untuk produksi baru," katanya.

Hingga saat ini 11 produk vaksin produksi Bio Farma telah mendapatkan prakualifikasi yang diawasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dikawal oleh WHO.(*/ADT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012