Ketua Sherpa Track G20 Airlangga Hartarto memuji keberhasilan kelompok organisasi masyarakat sipil/Civil 20 (C20) mengeluarkan dokumen komunike (communique) karena itu menunjukkan adanya kesamaan sikap dari seluruh anggota C20 terhadap isu-isu yang menjadi sorotan.
Menurut Airlangga, selepas menerima komunike dan paket rekomendasi kebijakan (policy pack) C20 di Bali, Kamis, keberhasilan itu membuktikan C20 mampu melampaui berbagai perbedaan dan kondisi geopolitik yang saat ini memanas di beberapa negara.
“Ini merupakan capaian yang luar biasa,” kata Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan Pemerintah Indonesia selaku pemegang presidensi G20 tahun ini menjamin pihaknya bakal mendengar rekomendasi dan tuntutan C20.
“C20 memiliki peran penting sebagai mitra kunci dalam memberikan rekomendasi untuk membantu masyarakat mengatasi situasi saat ini. G20 membutuhkan advokasi dan rekomendasi dari C20 untuk memperkuat kebijakan kami. Policy pack akan menjadi point of view yang berharga,” kata Airlangga dalam sambutannya selepas menerima paket kebijakan dan komunike C20 di Bali, Kamis.
Baca juga: KTT C20 capai kesepakatan soroti G20 yang masih terbelah
Ia pun berharap C20 sebagai engagement group G20 dapat terus berlanjut terutama setelah presidensi Indonesia di G20 digantikan oleh India. Alasannya, ia menilai C20 menjadi platform bagi masyarakat terutama di akar rumput dan mereka yang berasal dari kelompok rentan untuk memberi masukan kepada pemerintah di forum-forum G20.
Dalam sesi yang sama, Sherpa C20 Ah Maftuchan menjelaskan paket kebijakan C20 disusun melibatkan 280 organisasi yang mewakili pandangan masyarakat sipil dari 65 negara yang tersebar di lima benua.
“Pembahasan (policy pack dan komunike) menyeluruh, rinci, dan melibatkan diskusi dan dialog yang tak terhitung jumlahnya antaraktor CSO (organisasi masyarakat sipil), pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Lebih dari 50 diskusi, pertemuan, seminar, dialog, kebijakan, dan konsultasi telah diselenggarakan,” kata Ah Maftuchan.
Setidaknya ada dua dokumen yang dihasilkan dalam KTT C20 di Nusa Dua, Badung, Bali, pada 5–6 Oktober 2022, yaitu paket rekomendasi kebijakan (policy pack) dan komunike.
Baca juga: KTT C20 di Bali desak pemimpin G20 adopsi rekomendasi rakyat
Dua dokumen itu, pada hari kedua KTT C20, telah diserahkan oleh perwakilan C20 Indonesia kepada Ketua Sherpa Track G20 Airlangga Hartarto.
Di acara yang sama, presidensi C20 Indonesia juga menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada C20 India.
“Kami optimis India akan bekerja lebih jauh dalam membangun dialog yang lebih konstruktif dengan G20 dan memastikan Presidensi G20 India akan memberi ruang lebih baik bagi C20 untuk terlibat di forum G20 India,” kata Chair C20 Indonesia Sugeng Bahagijo saat sesi penyerahan tongkat estafet secara simbolis di Bali, Kamis.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Menurut Airlangga, selepas menerima komunike dan paket rekomendasi kebijakan (policy pack) C20 di Bali, Kamis, keberhasilan itu membuktikan C20 mampu melampaui berbagai perbedaan dan kondisi geopolitik yang saat ini memanas di beberapa negara.
“Ini merupakan capaian yang luar biasa,” kata Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan Pemerintah Indonesia selaku pemegang presidensi G20 tahun ini menjamin pihaknya bakal mendengar rekomendasi dan tuntutan C20.
“C20 memiliki peran penting sebagai mitra kunci dalam memberikan rekomendasi untuk membantu masyarakat mengatasi situasi saat ini. G20 membutuhkan advokasi dan rekomendasi dari C20 untuk memperkuat kebijakan kami. Policy pack akan menjadi point of view yang berharga,” kata Airlangga dalam sambutannya selepas menerima paket kebijakan dan komunike C20 di Bali, Kamis.
Baca juga: KTT C20 capai kesepakatan soroti G20 yang masih terbelah
Ia pun berharap C20 sebagai engagement group G20 dapat terus berlanjut terutama setelah presidensi Indonesia di G20 digantikan oleh India. Alasannya, ia menilai C20 menjadi platform bagi masyarakat terutama di akar rumput dan mereka yang berasal dari kelompok rentan untuk memberi masukan kepada pemerintah di forum-forum G20.
Dalam sesi yang sama, Sherpa C20 Ah Maftuchan menjelaskan paket kebijakan C20 disusun melibatkan 280 organisasi yang mewakili pandangan masyarakat sipil dari 65 negara yang tersebar di lima benua.
“Pembahasan (policy pack dan komunike) menyeluruh, rinci, dan melibatkan diskusi dan dialog yang tak terhitung jumlahnya antaraktor CSO (organisasi masyarakat sipil), pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Lebih dari 50 diskusi, pertemuan, seminar, dialog, kebijakan, dan konsultasi telah diselenggarakan,” kata Ah Maftuchan.
Setidaknya ada dua dokumen yang dihasilkan dalam KTT C20 di Nusa Dua, Badung, Bali, pada 5–6 Oktober 2022, yaitu paket rekomendasi kebijakan (policy pack) dan komunike.
Baca juga: KTT C20 di Bali desak pemimpin G20 adopsi rekomendasi rakyat
Dua dokumen itu, pada hari kedua KTT C20, telah diserahkan oleh perwakilan C20 Indonesia kepada Ketua Sherpa Track G20 Airlangga Hartarto.
Di acara yang sama, presidensi C20 Indonesia juga menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada C20 India.
“Kami optimis India akan bekerja lebih jauh dalam membangun dialog yang lebih konstruktif dengan G20 dan memastikan Presidensi G20 India akan memberi ruang lebih baik bagi C20 untuk terlibat di forum G20 India,” kata Chair C20 Indonesia Sugeng Bahagijo saat sesi penyerahan tongkat estafet secara simbolis di Bali, Kamis.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022