Surabaya (Antara Bali) - Peserta Temu Pusaka Indonesia 2012 (TPI-2012) merekomendasikan perlunya kawasan Trowulan yang merupakan situs ibu kota Kerajaan Majapahit itu ditetapkan sebagai kawasan pelestarian Cagar Budaya Nasional.
"Kawasan itu juga perlu segera ditangani suatu badan pengelola yang komprehensif dan efektif," kata Ketua Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) I Gede Ardika di Surabaya, Selasa.
Ditemui di sela-sela Kongres Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), ia mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi hasil Temu Pusaka Indonesia 2012 di Surabaya, Mojokerto, dan Gresik pada 18-21 Oktober lalu.
Untuk Trowulan, katanya, sebelum masuk pada kegiatan mikro per situs juga perlu diperjelas kerangka makro dan meso sebagai panduan bagi masyarakat atau wisatawan.
"Kami menyaksikan inisiatif warga dalam gerakan pelestarian pusaka seperti yang telah berkembang di Kampung Kemasan Gresik dan Kampung Manukan Surabaya atau Kampung Pecinan Surabaya perlu terus dipupuk, didorong, disemangati dan difasilitasi untuk dapat lebih berkembang secara kualitatif dan kuantitatif," tuturnya.
Di dalam kampung dan keseharian kehidupan masyarakat terkandung banyak kearifan yang perlu dipahami dan dikembangkan dalam menanggapi berbagai tantangan masa kini dan masa depan. Semangat juang, kekeluargaan, kreativitas, dan kesadaran akan nilai luhur yang dimilikinya perlu terus dipupuk dan dlestarikan.
Selain perbaikan fisik lingkungan, kata mantan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, gerakan pelestarian pusaka harus dapat membawa manfaat ekonomi bagi kesejahteraan warga dan menggairahkan kehidupan sosial budaya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kawasan itu juga perlu segera ditangani suatu badan pengelola yang komprehensif dan efektif," kata Ketua Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) I Gede Ardika di Surabaya, Selasa.
Ditemui di sela-sela Kongres Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), ia mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi hasil Temu Pusaka Indonesia 2012 di Surabaya, Mojokerto, dan Gresik pada 18-21 Oktober lalu.
Untuk Trowulan, katanya, sebelum masuk pada kegiatan mikro per situs juga perlu diperjelas kerangka makro dan meso sebagai panduan bagi masyarakat atau wisatawan.
"Kami menyaksikan inisiatif warga dalam gerakan pelestarian pusaka seperti yang telah berkembang di Kampung Kemasan Gresik dan Kampung Manukan Surabaya atau Kampung Pecinan Surabaya perlu terus dipupuk, didorong, disemangati dan difasilitasi untuk dapat lebih berkembang secara kualitatif dan kuantitatif," tuturnya.
Di dalam kampung dan keseharian kehidupan masyarakat terkandung banyak kearifan yang perlu dipahami dan dikembangkan dalam menanggapi berbagai tantangan masa kini dan masa depan. Semangat juang, kekeluargaan, kreativitas, dan kesadaran akan nilai luhur yang dimilikinya perlu terus dipupuk dan dlestarikan.
Selain perbaikan fisik lingkungan, kata mantan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, gerakan pelestarian pusaka harus dapat membawa manfaat ekonomi bagi kesejahteraan warga dan menggairahkan kehidupan sosial budaya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012