Sebanyak 30 penerbang pesawat tempur di jajaran Komando Operasi Udara II TNI Angkatan Udara mengikuti latihan "Emergency Escape and Eject" yang diselenggarakan kawasan perairan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali.
Latihan tersebut diselenggarakan Koopsud II untuk meningkatkan kemampuan para penerbang tempur, khususnya saat mereka harus keluar dari pesawat menggunakan kursi lontar guna menyelamatkan diri apabila menghadapi kondisi darurat.
"Latihan ini adalah salah satu kegiatan untuk melatih penerbang tempur di bawah satuan jajaran Koopsud II saat menghadapi kondisi emergency atau darurat ketika keluar dari pesawat agar mereka memiliki pengetahuan lepas parasut sebelum mendarat di air ataupun di darat," ujar Panglima Komando Operasi Udara (Pangkoopsud) II Marsekal Muda TNI Widyargo Ikoputra dalam keterangan yang diterima di Badung, Bali, Sabtu.
Baca juga: Jupiter Aerobatic Team TNI AU siap meriahkan MotoGP Mandalika
Dalam latihan itu, para penerbang tempur, melaksanakan terbang dengan parasut parasailing ditarik dengan kapal cepat. Kemudian dengan skenario pesawat mengalami permasalahan sehingga harus dilakukan penyelamatan diri dengan kursi lontar atau ejection seat dan melakukan pendaratan.
Selain di darat, para peserta latihan juga berlatih mendarat di perairan dengan cara melepas tali pengaman parasut parasailing dan kemudian melompat di laut dengan ketinggian sekitar dua meter agar tidak terlilit parasut ketika mereka mendarat di perairan.
Penerbang tempur yang melaksanakan latihan tersebut berasal dari sejumlah skadron diantaranya dari Skadron Udara 3 Lanud IWJ, Skadron Udara 11 Lanud HND, Skadron Udara 14 Lanud IWJ, Skadron Udara 15 Lanud IWJ, dan Skadron Udara 21 Lanud ABD Saleh.
Baca juga: Panglima ubah PasKhas jadi Kopasgat
Widyargo Ikoputra menjelaskan, kegiatan latihan yang dilakukan rutin setiap tahun tersebut diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi penerbang tempur TNI AU agar tidak ragu apabila nanti menghadapi kondisi darurat yang mengharuskan mereka menggunakan kursi lontar pesawat tempur.
"Dengan latihan ini kami harapkan para penerbang tempur bisa berlatih sekaligus sebagai upaya untuk menyegarkan kembali kemampuan para penerbang tempur dalam melakukan pendaratan baik itu di darat maupun di air," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Latihan tersebut diselenggarakan Koopsud II untuk meningkatkan kemampuan para penerbang tempur, khususnya saat mereka harus keluar dari pesawat menggunakan kursi lontar guna menyelamatkan diri apabila menghadapi kondisi darurat.
"Latihan ini adalah salah satu kegiatan untuk melatih penerbang tempur di bawah satuan jajaran Koopsud II saat menghadapi kondisi emergency atau darurat ketika keluar dari pesawat agar mereka memiliki pengetahuan lepas parasut sebelum mendarat di air ataupun di darat," ujar Panglima Komando Operasi Udara (Pangkoopsud) II Marsekal Muda TNI Widyargo Ikoputra dalam keterangan yang diterima di Badung, Bali, Sabtu.
Baca juga: Jupiter Aerobatic Team TNI AU siap meriahkan MotoGP Mandalika
Dalam latihan itu, para penerbang tempur, melaksanakan terbang dengan parasut parasailing ditarik dengan kapal cepat. Kemudian dengan skenario pesawat mengalami permasalahan sehingga harus dilakukan penyelamatan diri dengan kursi lontar atau ejection seat dan melakukan pendaratan.
Selain di darat, para peserta latihan juga berlatih mendarat di perairan dengan cara melepas tali pengaman parasut parasailing dan kemudian melompat di laut dengan ketinggian sekitar dua meter agar tidak terlilit parasut ketika mereka mendarat di perairan.
Penerbang tempur yang melaksanakan latihan tersebut berasal dari sejumlah skadron diantaranya dari Skadron Udara 3 Lanud IWJ, Skadron Udara 11 Lanud HND, Skadron Udara 14 Lanud IWJ, Skadron Udara 15 Lanud IWJ, dan Skadron Udara 21 Lanud ABD Saleh.
Baca juga: Panglima ubah PasKhas jadi Kopasgat
Widyargo Ikoputra menjelaskan, kegiatan latihan yang dilakukan rutin setiap tahun tersebut diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi penerbang tempur TNI AU agar tidak ragu apabila nanti menghadapi kondisi darurat yang mengharuskan mereka menggunakan kursi lontar pesawat tempur.
"Dengan latihan ini kami harapkan para penerbang tempur bisa berlatih sekaligus sebagai upaya untuk menyegarkan kembali kemampuan para penerbang tempur dalam melakukan pendaratan baik itu di darat maupun di air," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022