Denpasar (Antara Bali) - Puluhan ton sampah plastik kiriman dari laut mencemari lingkungan hutan mangrove di kawasan wisata Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di daerah Suwung, Denpasar Selatan.
"Setiap harinya sampah plastik yang berhasil diangkut sebanyak empat truk. Sampah itu bukan dari kawasan hutan namun kami perkirakan dari pembuangan sampah di sungai hingga mengalir ke laut," kata Kepala Bidang Perlindungan Dinas Kehutanan Provinsi Bali, Suratman, di Denpasar, Minggu.
Pihaknya kewalahan memunguti sampah yang berserakan dan menyangkut pada akar-akar pohon bakau. Selain keterbatasan alat, petugas kebersihan juga hanya lima orang yang bekerja mulai Senin hingga Sabtu.
Jumlah petugas itu tidak sebanding dengan luas hutan bakau yang mencapai 102 hektare. Petugas juga disulitkan dengan tebalnya lumpur, sehingga memperlambat proses pembersihan sampah di kawasan paru-paru kota itu.
Ia mengharapkan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan di sungai maupun laut karena pada akhirnya akan bermuara di hutan bakau itu. Pengunjung Tahura juga diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selain sampah, banyaknya coretan di setiap jalan setapak, gazebo atau tempat peristirahatan, dan menara yang semuanya terbuat dari kayu juga mencoreng keindahan kawasan konservasi itu.(DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Setiap harinya sampah plastik yang berhasil diangkut sebanyak empat truk. Sampah itu bukan dari kawasan hutan namun kami perkirakan dari pembuangan sampah di sungai hingga mengalir ke laut," kata Kepala Bidang Perlindungan Dinas Kehutanan Provinsi Bali, Suratman, di Denpasar, Minggu.
Pihaknya kewalahan memunguti sampah yang berserakan dan menyangkut pada akar-akar pohon bakau. Selain keterbatasan alat, petugas kebersihan juga hanya lima orang yang bekerja mulai Senin hingga Sabtu.
Jumlah petugas itu tidak sebanding dengan luas hutan bakau yang mencapai 102 hektare. Petugas juga disulitkan dengan tebalnya lumpur, sehingga memperlambat proses pembersihan sampah di kawasan paru-paru kota itu.
Ia mengharapkan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan di sungai maupun laut karena pada akhirnya akan bermuara di hutan bakau itu. Pengunjung Tahura juga diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selain sampah, banyaknya coretan di setiap jalan setapak, gazebo atau tempat peristirahatan, dan menara yang semuanya terbuat dari kayu juga mencoreng keindahan kawasan konservasi itu.(DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012