Jimbaran, 1/10 (Antara Bali) - Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah, Nasir Abas, mengatakan, pelajar yang kerap melakukan tindakan anarkis sangat rentan direkrut oleh teroris.
Oleh sebab itu, dia meminta semua komponen masyarakat memberikan perhatian serius karena pelajar yang terlibat tawuran, memiliki mental dan keberanian yang berlebihan, serta mencelakai orang lain karena hal-hal seperti itu merupakan bibit awal aksi terorisme.
"Kita mengkhawatirkan anak muda jika tidak bisa menahan emosinya dan mengikuti nafsu anarkis dan bertemu dengan pelaku terorisme, maka itu sangat mudah bagi mereka untuk merekrut anak muda menjadi teroris," katanya dalam peringatan tujuh tahun tragedi Bom Bali II, di Kafe Nyoman, Jimbaran, Kabupaten Badung, Senin.
Nasir menyebutkan bahwa keterlibatan pelajar dalam aksi terorisme telah dibuktikan dengan berhasilnya aparat berwenang mengungkap sejumlah remaja yang terlibat termasuk pelajar SMA dan SMK.
Ia mencontohkan Muhammad Syarief, seorang pelajar yang menjadi pelaku peledakan bom di sebuah masjid di Cirebon, Jawa Barat. Nasir menilai bahwa pemuda itu kerap melakukan aksi demonstrasi yang disertai dengan anarkis.
"Dia anak yang anarkis beberapa kali terlibat dalam demonstrasi. Itu yang dilihat oleh pelkau terorisme bahwa sosok seperti itu yang berguna untuk menjalankan aksi teror," tambahnya.
Pelajar anarkis, lanjut dia, setelah direkrut menjadi seorang calon teroris, maka akan diarahkan dengan ideologi baru yang dilandasi kekerasan.(DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Oleh sebab itu, dia meminta semua komponen masyarakat memberikan perhatian serius karena pelajar yang terlibat tawuran, memiliki mental dan keberanian yang berlebihan, serta mencelakai orang lain karena hal-hal seperti itu merupakan bibit awal aksi terorisme.
"Kita mengkhawatirkan anak muda jika tidak bisa menahan emosinya dan mengikuti nafsu anarkis dan bertemu dengan pelaku terorisme, maka itu sangat mudah bagi mereka untuk merekrut anak muda menjadi teroris," katanya dalam peringatan tujuh tahun tragedi Bom Bali II, di Kafe Nyoman, Jimbaran, Kabupaten Badung, Senin.
Nasir menyebutkan bahwa keterlibatan pelajar dalam aksi terorisme telah dibuktikan dengan berhasilnya aparat berwenang mengungkap sejumlah remaja yang terlibat termasuk pelajar SMA dan SMK.
Ia mencontohkan Muhammad Syarief, seorang pelajar yang menjadi pelaku peledakan bom di sebuah masjid di Cirebon, Jawa Barat. Nasir menilai bahwa pemuda itu kerap melakukan aksi demonstrasi yang disertai dengan anarkis.
"Dia anak yang anarkis beberapa kali terlibat dalam demonstrasi. Itu yang dilihat oleh pelkau terorisme bahwa sosok seperti itu yang berguna untuk menjalankan aksi teror," tambahnya.
Pelajar anarkis, lanjut dia, setelah direkrut menjadi seorang calon teroris, maka akan diarahkan dengan ideologi baru yang dilandasi kekerasan.(DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012