Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah praktisi kuliner di Pulau Dewata menyarankan supaya masakan khas Bali dibuatkan standar sehingga wisatawan yang ada ke wilayah tersebut merasakan rasa yang sama.
"Harusnya ada standar, seperti layaknya masakan Perancis, Jepang, dan berbagai masakan luar negeri lainnya sehingga kapan pun wisatawan datang ke sini dapat mengecap rasa yang sama," kata Heinz van Holzen, juru masak dari Jerman yang sudah lama menetap di Pulau Dewata, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, standar kuliner Bali adalah dengan cita rasa khas yang pedas dan menggunakan berbagai rempah-rempah, hal itu sesungguhnya tak menjadi masalah bagi wisatawan mancanegara.
Banyak turis yang datang ke Pulau Dewata mau coba masakan daerah, hanya saja sangat sedikit restoran yang menyediakan dan tidak ada hotel yang menyajikan kuliner khas Bali.
Sementara itu Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah wijaya, mengatakan, penerapan standar kuliner itu bukan berarti memunculkan menu masakan khas Pulau Dewata yang baru, namun ingin mendorong para juru masak untuk mengidentitaskan diri dalam masakan.
"Jika tidak kita, siapa lagi yang akan memberikan identitas sehingga sajian khas Bali menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," ucapnya.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Harusnya ada standar, seperti layaknya masakan Perancis, Jepang, dan berbagai masakan luar negeri lainnya sehingga kapan pun wisatawan datang ke sini dapat mengecap rasa yang sama," kata Heinz van Holzen, juru masak dari Jerman yang sudah lama menetap di Pulau Dewata, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, standar kuliner Bali adalah dengan cita rasa khas yang pedas dan menggunakan berbagai rempah-rempah, hal itu sesungguhnya tak menjadi masalah bagi wisatawan mancanegara.
Banyak turis yang datang ke Pulau Dewata mau coba masakan daerah, hanya saja sangat sedikit restoran yang menyediakan dan tidak ada hotel yang menyajikan kuliner khas Bali.
Sementara itu Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah wijaya, mengatakan, penerapan standar kuliner itu bukan berarti memunculkan menu masakan khas Pulau Dewata yang baru, namun ingin mendorong para juru masak untuk mengidentitaskan diri dalam masakan.
"Jika tidak kita, siapa lagi yang akan memberikan identitas sehingga sajian khas Bali menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," ucapnya.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012