Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memaparkan sejumlah capaian yang diraih Indonesia berkenaan dengan perlindungan hak asasi manusia (HAM) bagi setiap warga negaranya di forum Dewan HAM PBB.
"Pertama, Indonesia telah memiliki Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (Ranham) Tahun 2021-2025 yang mengatur pemenuhan HAM bagi empat kelompok target utama, yakni perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas dan masyarakat adat,” katanya.
Mahfud mengemukakan hal itu saat menyampaikan pidato dalam Sidang Ke-50 Dewan HAM di Jenewa, Swiss, Senin, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.
Baca juga: Paus: berita palsu COVID-19 adalah pelanggaran HAM
Kedua, lanjut Mahfud, sebanyak 85 persen dari seluruh penduduk Indonesia telah mendapatkan jaminan kesehatan pada saat ini. Jaminan itu, kata dia, juga merupakan bagian dari target ketiga tujuan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 100 persen.
Ketiga, Mahfud pun menyampaikan bahwa Indonesia senantiasa menurunkan angka kemiskinan ekstrem melalui berbagai program, termasuk pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah. Bahkan, tambah dia, Indonesia mencanangkan penghapusan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.
Keempat, Mahfud mengatakan Indonesia juga sedang meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh rakyat melalui alokasi 20 persen APBN untuk bidang pendidikan.
Baca juga: Kanwil KemenkumHAM Bali terima penghargaan kinerja dari Ditjen AHU
“Indonesia juga meningkatkan akses rakyat kepada pendidikan dengan terus mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan. Hal ini berdampak pada peningkatan secara drastis angka literasi nasional dan kesetaraan gender dalam mengakses pendidikan,” ujar dia.
Kelima, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menyampaikan bahwa Indonesia sedang meratifikasi Konvensi Internasional tentang Perlindungan terhadap Semua Orang dari Tindakan Penghilangan secara Paksa.
Toleransi umat beragama
lDalam kesempatan lain, Mahfud MD memandang kerja sama antarumat beragama di Indonesia dengan menciptakan toleransi dan moderasi beragama mampu membangun kehidupan berbangsa yang positif dan damai.
“Nation building (pembangunan bangsa) ini tidak hanya dilakukan oleh komunitas Islam, tetapi dilakukan komunitas agama lain di Indonesia. Hal inilah yang membentuk kehidupan positif dan penuh dengan toleransi di Indonesia, yang bisa kita nikmati bersama sampai saat ini,” kata Mahfud berdasarkan keterangan tertulis.
Mahfud menilai pembudayaan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama yang dilakukan berkat kerja sama antarumat beragama di Indonesia menjadi elemen penting dalam merekatkan dan menjaga kesatuan bangsa.
Saat menyampaikan pidato kunci dalam acara "The 7th Interfaith Dialogue: Religion in Colonization and Decolonization: Indonesian-Dutch Confrontation, Confirmation, Transformation" di Den Haag, Belanda (9/6), Mahfud menyampaikan bahwa setelah Indonesia merdeka, berbagai organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, dan komunitas agama lain mendirikan berbagai institusi pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga universitas.
Bahkan, tambah dia, organisasi-organisasi tersebut memberikan beasiswa dan mendirikan ratusan rumah sakit di seluruh Indonesia sehingga mampu mendukung pembangunan bangsa.
Selain itu, Mahfud menilai peran organisasi-organisasi keagamaan tersebut dibutuhkan oleh segenap bangsa Indonesia dalam mencegah perkembangan ideologi asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian, menurut dia, agama dan kehidupan antarumat beragama di Indonesia bernilai strategis dalam membangun inklusivitas, toleransi, dan moderasi sebagai nilai-nilai bersama dalam kehidupan berbangsa.
“Perkembangan dan perlindungan atas nilai toleransi dan moderasi merupakan aspek krusial dalam melindungi keberagaman Indonesia,” ujar dia.
Pada kesempatan yang sama, Mahfud
menyampaikan peran besar dari para tokoh agama yang tidak hanya muncul pada masa sekarang ini, tetapi juga pada masa memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Bahkan, KH Hasyim Asy’ari melahirkan Resolusi Jihad, di mana resolusi itu mewajibkan seluruh organisasi Islam untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ujar alumnus Pondok Pesantren Al Mardhiyah, Pamekasan, Jawa Timur ini.
Mahfud MD yang didampingi Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam Rina Soemarno dan jajaran Kemenko Polhukam lainnya melakukan serangkaian kegiatan lain di Den Haag dan Amsterdam, Belanda, sebelum menyampaikan pidato pada Sesi Ke-50 Sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Senin (13/6).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahfud sebut kerja sama antarumat beragama bangun Indonesia damai
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022