Denpasar (Antara Bali) - Bayi tanpa tempurung kepala yang ditangani oleh Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, Bali Kamis 10 Desember 2009 diberikan terapi suportif.

"Terapi ini diberikan sebagai langkah perawatan dengan memberikan segala yang dibutuhkan bayi tersebut demi kelangsungan hidupnya," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah dr AA Ngurah Jaya Kusuma Sp OG(K) saat dikonfirmasi di Denpasar, Jumat.

Menurut Jaya Kusuma, kasus yang terjadi pada bayi ini tergolong kasus yang sulit ditangani dan sangat jarang terjadi .

"Di Indonesia sekitar lima persen yang bertahan hidup akhirnya mengalami kelainan bawaan, dan sebagian kecil saja yang merupakan kasus bayi tanpa tempurung kepala (uncephali)," ujarnya.

Namun demikian kata dia, pihaknya akan berupaya memberikan perawatan maksimal demi kelangsungan hidup bayi malang ini.

"Kami akan memberikan makanan maupun nutrisi melalui cairan infus dan membertikan penghangatan bila si bayi mengalami kedinginan," katanya menerangkan.

Mengenai kelainan bawaan yang dibawa si bayi tersebut katanya bisa saja diakibatkan kekurangan gizi saat berada dalam kandungan dan dapat juga disebabkan faktor lingkungan atau genetik.

Bayi laki-laki tanpa tempurung kepala berumur 9 hari ini adalah anak kedua pasangan Kadek Wenten (35) dengan Ni Ketut Sukartini (28) asal  Banjar Pala sari, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng.

Sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, bayi tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit Kertah Wisada Buleleng. Namun karena keterbatasan biaya perawatan keluarga bayi ini memilih pulang ke kampungnya.

Namun berselang tiga hari kemudian pihak RSUD Buleleng menjemput mereka dan merujuk ke RSUP Sanglah guna mendapatkan penanganan selanjutnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009