Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali merekomendasikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah provinsi setempat dan kabupaten/kota, bekerja sama dengan Satgas Pangan agar memastikan tidak ada penimbunan stok pangan menjelang Idul Fitri 1443 Hijriah.

"Lakukan pemantauan harga pangan dan stok komoditas pangan yang cenderung meningkat di bulan Ramadhan dan Idul Fitri ini," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Kamis.

Kemudian, ujar Trisno, data harga dan stok komoditas pangan agar terus ditingkatkan kualitasnya, serta dapat melakukan kerja sama antardaerah dengan daerah lain di dalam maupun luar Provinsi Bali.

Ia menyampaikan hal tersebut terkait dengan hasil rapat koordinasi pengendalian inflasi yang dilaksanakan TPID Bali belum lama ini. Rakor tersebut dipimpin Sekda Bali Dewa Made Indra, yang juga dihadiri Kepala BPS Bali dan TPID kabupaten/kota se-Bali.

Baca juga: BI : 2.730 ATM di Bali beroperasi penuh saat masa cuti Lebaran

Pihaknya mencatat perkembangan inflasi di Provinsi Bali pada Maret 2022 sebesar 2,4 persen atau sedikit di bawah inflasi nasional sebesar 2,6 persen

Trisno menambahkan, sesuai hasil Survei Pengendalian Harga (SPH) mingguan yang dilakukan Bank Indonesia, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan di minggu ketiga bulan April 2022 antara lain bensin, minyak goreng, daging ayam, cabai merah, bawang putih, dan gula pasir.

"Oleh karenanya, perlu inovasi dan sinergi untuk mengatasi kenaikan harga, termasuk pemanfaatan teknologi terkini," ucapnya.

Selain itu, ke depan, lanjut dia, beberapa faktor risiko peningkatan inflasi perlu menjadi perhatian seperti pemulihan pariwisata, kenaikan harga tiket pesawat, dan konflik geopolitik Rusia-Ukraina.

Pada periode Idul Fitri tahun ini, Trisno pun berharap jumlah wisatawan akan terus meningkat dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi Bali.

Sebelumnya Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyampaikan bahwa perlu upaya dalam memantau harga bahan pokok, memastikan ketersediaan pasokan dan menjaga kelancaran distribusi menjelang Idul Fitri.

Lebih lanjut, TPID se-provinsi Bali diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat sehingga mendukung kestabilan ekonomi. Koordinasi perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dalam melakukan pengendalian inflasi yang semakin kompleks.

Baca juga: BI Bali layani penukaran uang bagi pemudik di dekat Pelabuhan Gilimanuk

Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya menyampaikan secara historis harga komoditas di Bali periode Ramadan/ldul Fitri cenderung menurun (deflasi).

Meskipun demikian, terdapat beberapa komoditas yang perlu diwaspadai karena menyumbang inflasi secara berulang di periode Ramadan/ldul Fitri Provinsi Bali.

Komoditas penyumbang inflasi berulang tersebut yakni daging ayam ras, tarif angkutan udara, telur ayam ras, ikan tongkol, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, pisang, jeruk, dan minyak goreng.

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022