Pemerintah Provinsi Bali mengambil tanah dan air dari Pura Pusering Jagat, Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar untuk dipersatukan di Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

"Dipilihnya tanah dan air yang diambil dari Pura Pusering Jagat, karena pura tersebut merupakan pura yang ada di pusat kosmologi dunia," kata Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dalam keterangan tertulisnya diterima di Denpasar, Senin.

Selain itu, lanjut Wagub, yang biasa disapa Cok Ace itu, Pura Pusering Jagat juga diyakini sebagai pusat samudera (Pusering Tasik).

"Sehingga, tanah dan air yang ada di Pura Pusering Jagat merupakan tanah suci pusat kosmologi dunia sekaligus pusat samudera, sebagai cikal bakal terbentuknya dunia dan segala kehidupan di dalamnya," ujarnya.

Baca juga: Presiden Jokowi pimpin penyatuan tanah dan air se-Indonesia

Tanah dan air suci tersebut langsung dibawa Wagub Bali pada acara prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara di Titik Nol Ibu Kota Negara Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3) pagi yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Gubernur atau perwakilan gubernur dari seluruh Indonesia.

"Dengan memohon tanah dan air di Pura Pusering Jagat diharapkan IKN pada saatnya nanti tidak hanya sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia, tetapi juga sebagai pusat orientasi bangsa Indonesia, sekaligus menjadi cikal bakal tumbuhnya kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia," ucapnya.

Ia kembali menegaskan dengan mengambil tanah dan air suci di Pura Pusering Jagat sebagai pusatnya Gumi Bali, diharapkan hubungan pemerintah pusat dengan Bali akan terjaga dengan kuat secara sekala niskala (jasmani dan rohani).

Pada kesempatan tersebut, Wagub Cok Ace menjelaskan bahwa ternyata Kerajaan Bedahulu atau Bedulu (disebut juga Kerajaan Pejeng karena lokasinya di Pejeng) adalah kerajaan kuno di Pulau Bali pada abad ke-8 sampai abad ke-14, yang memiliki pusat kerajaan di sekitar Pejeng.

Diperkirakan kerajaan ini diperintah oleh raja-raja keturunan Dinasti Warmadewa. Penguasa terakhir kerajaan Bedulu (Dalem Bedahulu) menentang ekspansi Kerajaan Majapahit pada tahun 1343 yang dipimpin oleh Gajah Mada, namun berakhir dengan kekalahan Bedulu.

Baca juga: Presiden Jokowi lakukan prosesi penyatuan air dan tanah Nusantara IKN

Sejarah berdirinya kerajaan Bedahulu pada abad ke-4 di Campa, Muangthai bertahta Raja Bhadawarman. Beliau kemudian diganti oleh anaknya bernama Manorathawarman, selanjutnya Rudrawarman. Anak Rudrawarman bernama Mulawarman merantau, kemudian mendirikan Kerajaan Kutai, Kalimantan Timur.

Di Desa Pejeng, Tampaksiring, Gianyar merupakan situs dinasti Warmadewa Raja Bali abad kedelapan yang merupakan buyut dari raja Mulawarman di Kutai, Kalimantan Timur.

"Hubungan Desa Pejeng dengan Kutai sangat dekat, sehingga tanah dan air yang kita ambil dari Pura Pusering Jagat di Pejeng ini merupakan sebuah persembahan dari Bali untuk leluhur di Kalimantan," kata pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi dan sejumlah menteri serta gubernur seluruh Indonesia juga melakukan penanaman pohon. Pada kesempatan ini, Wagub Cok Ace melakukan penanaman pohon panggal buaya (Zonthoxylon rhetsa).

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022