Wakil Bupati Buleleng, Bali I Nyoman Sutjidra mengajak seluruh masyarakat di daerah itu untuk menjaga keharmonisan dengan alam melalui penyucian jagat alam semesta dengan penanaman pohon dan mengurangi sampah plastik.
Hal itu disampaikan saat ditemui setelah memimpin Upacara "Jagat Kerthi" dalam rangka peringatan Hari Suci "Tumpek Wayang" di Taman Kota Singaraja, Sabtu.
Sutjidra menjelaskan salah satu bagian dari visi misi Gubernur Bali yakni "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" adalah "Jagat Kerthi". Implementasi dari "Jagat Kerthi" adalah pada peringatan Hari Suci "Tumpek Wayang" tersebut.
Jagat Kerthi berarti segala upaya yang dilakukan untuk menyucikan jagat alam semesta. Penyucian ini dilakukan setelah melewati penyucian diri dengan "Catur Brata Penyepian" pada saat Hari Raya Nyepi.
Kemudian, ada "Ngembak Geni" sehari setelah Nyepi untuk saling bersilaturahmi. “Saat Tumpek Wayang adalah momen yang sangat baik terkait dengan upaya membersihkan alam dan lingkungan untuk kehidupan kita kedepan,” jelasnya.
Wabup asal Desa Bontihing itu lebih jauh memaparkan tujuan dari penanaman pohon adalah untuk meningkatkan pasokan oksigen agar manusia bisa hidup dengan sehat dan dapat menghirup udara yang segar.
Menurut dia, sangat penting menyadarkan semua pihak mulai dari desa adat, desa dinas dan seluruh kelompok masyarakat untuk memulai menjaga alam dan lingkungan sekitar.
“Kelestarian lingkungan itu sangat penting sekali bagi kita untuk kehidupan yang akan datang. Untuk anak cucu kita. Kalau tidak sekarang kapan lagi, inilah kesempatan kita,” ujar Sutjidra.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Gede Melandrat menyebutkan fokus sebenarnya dari kegiatan Jagat Kerthi ini adalah pengurangan sampah plastik.
Hal ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Termasuk Pergub Bali Nomor 47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
“Selain pembersihan yang dilakukan masing-masing SKPD, juga diberikan penghargaan terhadap pengelolaan sampah baik berbasis sumber dan juga giat-giat dari bank sampah unit yang ada di masyarakat atau desa, di OPD, dan juga yang ada di tengah-tengah organisasi tertentu,” sebut dia.
Mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan ini juga menambahkan selain dilaksanakan pula penanaman pohon di sekitar Taman Kota Singaraja. Pohon yang ditanam adalah cempaka putih dan kuning untuk menjaga ekosistem yang ada dan kelestarian lingkungan di daerah perkotaan.
Selain itu, penanaman pohon sebagai wujud penerapan Tri Hita Karana. “Momentum Tumpek Wayang ini menjadi bagian tidak terlepas dari perwujudan Tri Hita Karana. Saya kira ini baik untuk bisa ditiru oleh masyarakat dalam rangka membangun partisipasi untuk menjaga kelestarian lingkungan,” pungkas Melandrat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Hal itu disampaikan saat ditemui setelah memimpin Upacara "Jagat Kerthi" dalam rangka peringatan Hari Suci "Tumpek Wayang" di Taman Kota Singaraja, Sabtu.
Sutjidra menjelaskan salah satu bagian dari visi misi Gubernur Bali yakni "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" adalah "Jagat Kerthi". Implementasi dari "Jagat Kerthi" adalah pada peringatan Hari Suci "Tumpek Wayang" tersebut.
Jagat Kerthi berarti segala upaya yang dilakukan untuk menyucikan jagat alam semesta. Penyucian ini dilakukan setelah melewati penyucian diri dengan "Catur Brata Penyepian" pada saat Hari Raya Nyepi.
Kemudian, ada "Ngembak Geni" sehari setelah Nyepi untuk saling bersilaturahmi. “Saat Tumpek Wayang adalah momen yang sangat baik terkait dengan upaya membersihkan alam dan lingkungan untuk kehidupan kita kedepan,” jelasnya.
Wabup asal Desa Bontihing itu lebih jauh memaparkan tujuan dari penanaman pohon adalah untuk meningkatkan pasokan oksigen agar manusia bisa hidup dengan sehat dan dapat menghirup udara yang segar.
Menurut dia, sangat penting menyadarkan semua pihak mulai dari desa adat, desa dinas dan seluruh kelompok masyarakat untuk memulai menjaga alam dan lingkungan sekitar.
“Kelestarian lingkungan itu sangat penting sekali bagi kita untuk kehidupan yang akan datang. Untuk anak cucu kita. Kalau tidak sekarang kapan lagi, inilah kesempatan kita,” ujar Sutjidra.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Gede Melandrat menyebutkan fokus sebenarnya dari kegiatan Jagat Kerthi ini adalah pengurangan sampah plastik.
Hal ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Termasuk Pergub Bali Nomor 47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
“Selain pembersihan yang dilakukan masing-masing SKPD, juga diberikan penghargaan terhadap pengelolaan sampah baik berbasis sumber dan juga giat-giat dari bank sampah unit yang ada di masyarakat atau desa, di OPD, dan juga yang ada di tengah-tengah organisasi tertentu,” sebut dia.
Mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan ini juga menambahkan selain dilaksanakan pula penanaman pohon di sekitar Taman Kota Singaraja. Pohon yang ditanam adalah cempaka putih dan kuning untuk menjaga ekosistem yang ada dan kelestarian lingkungan di daerah perkotaan.
Selain itu, penanaman pohon sebagai wujud penerapan Tri Hita Karana. “Momentum Tumpek Wayang ini menjadi bagian tidak terlepas dari perwujudan Tri Hita Karana. Saya kira ini baik untuk bisa ditiru oleh masyarakat dalam rangka membangun partisipasi untuk menjaga kelestarian lingkungan,” pungkas Melandrat.
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022