Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta agar dialog dilakukan bersama terkait usulan penundaan Pemilihan Umum 2024 mengingat beragam persoalan yang dihadapi bangsa dalam beberapa waktu terakhir.
"Ada usulan penundaan pemilu dan saya rasa ini masuk akal mengingat berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa ini," kata dia di Pondok Pesantren Darussalam di Pinagar, Minggu.
Menurut dia, usulan penundaan pemilu ini dapat didudukkan bersama oleh seluruh pihak untuk mencari solusi terbaik bagi bangsa ini.
"Nanti kita lihat apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi beban bangsa ini," kata dia.
Baca juga: PBNU siap bantu cari titik temu masalah warga Wadas
Ia mengatakan seluruhnya dapat melihat banyak cobaan yang datang bertubi-tubi dan musibah terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga dirasakan di seluruh dunia.
Mulai dari pandemi COVID-19 kemudian banjir beberapa waktu lalu serta gempa bumi pada saat ini, memang keadaan yang sulit bukan hanya Indonesia, namun dunia.
"Kunci hadapi harus luwes dan ulet, supaya bisa mengatasi beban yang ada," kata dia.
Apalagi saat ini pemerintah daerah terus menyesuaikan diri dengan APBD mereka karena persoalan bencana tidak terjuklak dengan baik dan harus disesuaikan.
Ketua PBNU Yahya Cholil Tsaquf mendatangi lokasi gempa Pasaman Barat yang terjadi pada Jumat pagi dengan magnitudo 6,2 skala richter.
Gempa ini memberikan dampak mulai dari warga meninggal dunia, rumah dan bangunan runtuh yang mengakibatkan warga mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Didampingi Wasekjen PBNU Suleman Tanjung, Kakanwil Kemenag Sumbar Helmi dan lainnya, ia mendatangi Pondok Pesantren Darussalam Pinagar Kabupaten Pasaman Barat yang terdampak gempa.
Baca juga: Gus Yahya-Nadiem sepakat perangi intoleran dan pelecehan seksual
Gus Yahya mengajak seluruh warga berdoa bersama kepada Allah SWT meminta pertolongan, keselamatan dalam membuat kondisi kembali normal.
“Kita datang bawa sedikit bantuan dan ini bantuan tahap pertama yang dibawa sembari melakukan mitigasi serta pendataan warga yang terdampak bencana," katanya saat memberikan bantuan Rp150 juta kepada Ponpes Darussalam. Selain itu ada 21 jenis obat-obatan yang disalurkan dari Kimia Farma dan bantuan lainnya.
Ia mengatakan datang dari Manado langsung ke Pasaman Barat usai mendapatkan informasi gempa berkekuatan magnitudo 6.1 yang membuat kerusakan cukup berat di Pasaman Barat dan Pasaman.
Dari informasi yang didapatkan ada 17 orang yang meninggal, 15 ribu orang mengungsi, 1.500 rumah mengalami kerusakan serta bangunan masjid dan mushala rusak berat.
Untuk bencana ini, PBNU membuka tujuh posko darurat dan juga ada banser serba guna untuk membantu penanganan pascagempa.
Apabila jumlah banser ini kurang, lanjutnya akan ditambah dari Banser Sumatera Utara dan sekitarnya. “Setelah kedatangan ini akan ada bantuan lanjutan akan dibawa ke sini. Kita tidak akan biarkan Pasaman Barat dan Pasaman berjuang sendiri menghadapi ini,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022