Pemerintah Kota Denpasar, Bali siap membangun sinergi dengan berbagai pihak guna mendukung optimalisasi penanganan sampah, dan menjadi komitmen untuk mengatasi masalah persampahan serta wujud kesiapan dalam menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada akhir tahun 2022.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa di Denpasar, Sabtu mengatakan pemerintah kota telah berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah. Hal ini diwujudkan dengan berbagai program strategis antara lain pembangunan tiga TPST baru dan pembangunan TPS 3R di setiap desa dan kelurahan.

Selain itu, kata dia, dari sisi masyarakat, Pemkot Denpasar juga terus memberikan edukasi dalam pemilahan sampah, sehingga dari hulu hingga hilir penanganan sampah terintegrasi.

"Pada intinya sesuai arahan pimpinan kami siap bersinergi dalam penanganan permasalahan sampah untuk mewujudkan Denpasar yang bersih serta mengatasi masalah klasik persampahan," ujarnya.

Baca juga: Bali's Biggest Cleanup 2022 dukung Bali itu bebas sampah plastik 2022

Ia mengatakan pihaknya pada Jumat (25/2) juga menerima Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Bidang Keamanan dan Hukum, Sang Made Mahendra Jaya untuk melakukan pendampingan dalam rangka percepatan penanganan sampah di TPS 3R Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan.

Sang Made Mahendra Jaya menilai langkah ini penting, mengingat Bali khususnya Denpasar akan menjadi tuan rumah pelaksanaan puncak acara KTT Group of Twenty (G20) tahun 2022.

“Sampah telah menjadi salah satu isu global, termasuk menjadi persoalan di Bali yang menjadi destinasi wisata dunia, dan tempat penyelenggaraan kegiatan internasional, pemerintah ingin menuntaskan persoalan sampah di Bali,” ujarnya.

Ia mengatakan penanganan sampah tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, pemerhati lingkungan dan pihak terkait lainnya.

Dalam kesempatan berkunjung ke beberapa tempat penampungan sementara (TPS) di Kota Denpasar yang menerapkan sistem "reuse, reduce, dan recycle (3R)" dalam mengelola sampah. Keberadaan TPS 3R sangat baik dan dapat menjadi salah satu alternatif solusi menuntaskan persoalan sampah. Masyarakat telah menyadari bahwa sampah merupakan sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis.

Baca juga: Pemuda Buleleng-Bali kampanyekan bank sampah dukung G20 (video)

"Untuk itu perlu terus dilakukan pendampingan untuk peningkatan pengelolaan dan produk yang dihasilkan sehingga TPS 3R dapat mandiri, selanjutnya yang bagus direplikasi di tempat lain, sehingga beban sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA) tak terlalu banyak," ujarnya.

Di lain sisi, Mahendra menyampaikan sejumlah kendala yang dihadapi dalam mengelola sampah. Kendala itu seperti paradigma masyarakat dalam melihat sampah, dan kesadaran masyarakat mulai di tingkat rumah, idealnya sedari awal sudah melakukan pemilahan sampah sesuai kategorinya, misalnya organik dan nonorganik. Pemilahan itu dapat memudahkan pengelolaan sampah di TPS 3R.

Karena itu, kata Mahendra, Kemendagri mendorong agar pemerintah daerah (Pemda) dapat meningkatkan partisipasi masyarakat.

"Kami berharap nantinya penanganan sampah di Bali dapat tuntas dan menjadi contoh penanganan sampah secara nasional," katanya.

 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022