Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia telah siap menunjang perhelatan Presidensi G20 di Bali.
"Secara nasional ketersediaan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 400 ribu, 30 persen di antaranya dialokasikan untuk perawatan pasien COVID-19," katanya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat malam.
Menkes Budi bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kesiapan fasilitas kesehatan di Bali hari ini.
Budi melaporkan fasilitas kesehatan di Bali, terutama rumah sakit beserta tenaga medis, sudah siap untuk menunjang perjalanan G20.
"Sebanyak 120 ribu (tempat tidur) itu, 30 persen dari 400 ribu. Kenapa 30 persen, karena masih ada orang yang juga sakit jantung, sakit kanker, sakit ginjal, dan lain-lain yang harus juga dirawat," katanya di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Baca juga: Luhut persiapkan RS Sanglah jadi "zero quarantine" untuk wisatawan
Dari 120 ribu tempat tidur yang didedikasikan untuk COVID-19, sebanyak 38 ribu kamar di antaranya terisi oleh pasien. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari keterisian rumah sakit saat gelombang Delta kurun Juli-Agustus 2021 mencapai 100 ribu lebih pasien.
"Kebutuhan kamar perawatan di rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan zamannya Delta, sehingga saya tidak terlalu khawatir dari kebutuhan rumah sakit untuk pelaksanaan pertemuan G20," katanya.
Menko Luhut mengapresiasi kesiapan bidang kesehatan menjelang Presidensi G20 serta secara menyeluruh untuk menangani pandemi COVID-19 secara nasional.
"RS Sanglah fasilitasnya sudah siap. Sekarang kami dengan Pak Menkes sedang membicarakan untuk nanti kita siagakan dokter ahli. Untuk G20 ini persiapan harus selesai bulan Juni," katanya.
Direktur RSUP Sanglah I Wayan Sudana mengatakan rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan kelas A itu sudah berstandar internasional yang diakreditasi oleh Joint Commission Internasional (JCI), demikian juga untuk standar nasional dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
RSUP Sanglah memiliki total 706 tempat tidur. Untuk penanganan pasien karena pandemi COVID-19 disiapkan 154 tempat tidur. Dari jumlah tersebut, maksimal keterisian sekitar 46 tempat tidur.
Baca juga: Bali dan strategi hadapi gempuran Omicron
Pihaknya juga menyiagakan 366 dokter spesialis dan subspesialis.
Khusus untuk Presidensi G20 ini, ia menyiapkan dokter spesialis penyakit dalam, bedah, jantung, anestesi, paru-paru, termasuk tenaga keperawatan dengan kompetensi yang sudah dilatih sesuai standar keperawatan internasional.
"Tidak hanya RSUP Sanglah yang disiapkan, tapi juga melibatkan RSUD Bali Mandara dan swasta yang di antaranya RS Siloam," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Secara nasional ketersediaan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 400 ribu, 30 persen di antaranya dialokasikan untuk perawatan pasien COVID-19," katanya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat malam.
Menkes Budi bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kesiapan fasilitas kesehatan di Bali hari ini.
Budi melaporkan fasilitas kesehatan di Bali, terutama rumah sakit beserta tenaga medis, sudah siap untuk menunjang perjalanan G20.
"Sebanyak 120 ribu (tempat tidur) itu, 30 persen dari 400 ribu. Kenapa 30 persen, karena masih ada orang yang juga sakit jantung, sakit kanker, sakit ginjal, dan lain-lain yang harus juga dirawat," katanya di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Baca juga: Luhut persiapkan RS Sanglah jadi "zero quarantine" untuk wisatawan
Dari 120 ribu tempat tidur yang didedikasikan untuk COVID-19, sebanyak 38 ribu kamar di antaranya terisi oleh pasien. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari keterisian rumah sakit saat gelombang Delta kurun Juli-Agustus 2021 mencapai 100 ribu lebih pasien.
"Kebutuhan kamar perawatan di rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan zamannya Delta, sehingga saya tidak terlalu khawatir dari kebutuhan rumah sakit untuk pelaksanaan pertemuan G20," katanya.
Menko Luhut mengapresiasi kesiapan bidang kesehatan menjelang Presidensi G20 serta secara menyeluruh untuk menangani pandemi COVID-19 secara nasional.
"RS Sanglah fasilitasnya sudah siap. Sekarang kami dengan Pak Menkes sedang membicarakan untuk nanti kita siagakan dokter ahli. Untuk G20 ini persiapan harus selesai bulan Juni," katanya.
Direktur RSUP Sanglah I Wayan Sudana mengatakan rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan kelas A itu sudah berstandar internasional yang diakreditasi oleh Joint Commission Internasional (JCI), demikian juga untuk standar nasional dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
RSUP Sanglah memiliki total 706 tempat tidur. Untuk penanganan pasien karena pandemi COVID-19 disiapkan 154 tempat tidur. Dari jumlah tersebut, maksimal keterisian sekitar 46 tempat tidur.
Baca juga: Bali dan strategi hadapi gempuran Omicron
Pihaknya juga menyiagakan 366 dokter spesialis dan subspesialis.
Khusus untuk Presidensi G20 ini, ia menyiapkan dokter spesialis penyakit dalam, bedah, jantung, anestesi, paru-paru, termasuk tenaga keperawatan dengan kompetensi yang sudah dilatih sesuai standar keperawatan internasional.
"Tidak hanya RSUP Sanglah yang disiapkan, tapi juga melibatkan RSUD Bali Mandara dan swasta yang di antaranya RS Siloam," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022