New York (Antara Bali/PRNewswire) - Gerakan #J14 bergabung dengan OneVoice Israel pada hari Selasa di Tel Aviv untuk menarik untuk pertama kalinya hubungan yang tak terpisahkan antara seruan untuk keadilan sosial dan tuntutan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Ratusan orang berkumpul di Rothschild Boulevard sekitar dinding es raksasa, yang melambangkan "kebekuan" dalam pembicaraan damai dan membawa poster yang berisi informasi mengenai puluhan program sosial yang kurang didanai di Israel, sementara pemerintah menghamburkan uang untuk manajemen konflik atas resolusi. Two-State Solution Caucus Knesset, yang dipimpin oleh MK Yoel Hasson dan MK Amir Peretz, mendukung acara tersebut dan berbicara secara kritis tentang pertumbuhan investasi pemerintahan Netanyahu di sebelah timur Jalur Hijau atas negosiasi beritikad baik dengan Palestina.

"Kebutuhan sosial kami sedang dibekukan seiring dengan proses perdamaian," kata Tal Harris, direktur eksekutif OneVoice Israel. "Orang-orang lupa selama 20 tahun terakhir bahwa proses perdamaian berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka. Kami ingin mengingatkan mereka tentang perlunya membekukan permukiman dan mengakhiri konflik selamanya dengan berkomitmen terhadap negosiasi yang serius."

Gerakan protes #J14 awalnya ingin menghindari politisasi dorongan keadilan sosial mereka, tetapi tidak bisa lagi mengabaikan fakta-fakta keras. Anggaran pertahanan pemerintah membengkak sebesar $14,5 miliar pada tahun 2012, sebagian besar untuk mempertahankan pendudukan, sementara pendidikan dan kesehatan mengalami defisit yang serius. Wajib pajak Israel sejauh ini menyediakan uang untuk pendudukan dan pemukiman tanah Palestina senilai $50 miliar sambil berjuang untuk memenuhi kebutuhan.

"Negara Israel tidak dapat melanjutkan kemakmuran ekonominya sementara juga mempertahankan kebekuan dalam proses perdamaian," ujar Yossi Yona, anggota terkemuka gerakan #J14. "Kami harus melakukan pendekatan terpadu yang mencakup solusi adil dan bermoral atas dua negara, yang akhirnya diterjemahkan menjadi keadilan sosial bagi semua orang."

Penyanyi Noa (Achinoam Nini) dan Mira Awad, MK Avishay Braverman, Nitzan Horowitz, Akram Hasoon, Dov Khenin dan Raleb Majadele, serta Duta Besar Ilan Barukh, Alon Liel dan Daniel Shek, berpartisipasi dalam acara yang menjadi berita utama tersebut.

"Dalam kehidupan tidak ada status quo, jika Anda tidak bergerak maju Anda mundur," kata MK Dov Khenin. "Pemerintahan Netanyahu berbicara tentang dua negara, tetapi bertindak setiap hari untuk membuat solusi ini lebih sulit. Harganya?. Ini bukan hanya untuk Palestina, kami juga membayar banyak."

Aktivis OneVoice di Israel menuntut dihentikannya pembangunan pemukiman untuk mengembalikan kepercayaan dalam proses perdamaian dan memulai kembali perundingan. Sejalan dengan itu, OneVoice Palestina memimpin inisiatif masyarakat untuk mengubah kekecewaan dan keputusasaan di jalan menjadi seruan massal terpadu untuk kesepakatan damai yang mengakhiri pendudukan, membentuk negara Palestina yang merdeka dan mengakhiri semua klaim.




OneVoice adalah gerakan masyarakat kelas bawah internasional yang bertujuan memperkuat suara warga biasa di Israel dan Palestina, dengan memberdayakan mereka untuk menuntut solusi dua negara. Gerakan ini mendidik dan melatih kaum muda Israel dan Palestina dalam kemampuan kepemimpinan, aktivitas tanpa kekerasan, dan prinsip demokratis. Untuk mendukung dan berkontribusi pada OneVoice, bergabunglah dengan kami di www.onevoicemovement.org.
(Press Release/ADT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012