PT Angkasa Pura I (Persero) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkuat sistem mitigasi bencana di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali melalui pemasangan sistem penerima informasi gempa bumi dan tsunami atau Warning Receiver System New Generation.

“Sebagai pengelola bandara Angkasa Pura I telah mempersiapkan mitigasi jika keadaan darurat terjadi melalui Airport Disaster Management Plan (AMDP). Hadirnya WRS New Generation ini akan memperkuat sistem manajemen & evakuasi bencana yang telah ada,” kata Direktur Utama AP I Faik Fahmi dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Faik Fahmi menyampaikan, WRS New Generation diintegrasikan ke dalam Airport Operation Command Center (AOCC) yang ada di Bandara Ngurah Rai.

Baca juga: BMKG antisipasi terjadi gempa dan tsunami di Bandara Ngurah Rai

Integrasi dari sistem ini memungkinkan masyarakat dan seluruh pengguna jasa bandara mengetahui adanya gempa bumi dan potensi terjadinya tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit.

"Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang berjarak dekat dari garis pantai memang tidak lepas dari risiko bencana gempa & tsunami," ujarnya.

Selain AMDP, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali juga telah memiliki Airport Emergency Committee (AEC) yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait seperti Otoritas Bandara, TNI, Airnav Indonesia, Kepolisian Daerah setempat, maskapai, imigrasi, karantina, dan ground handling yang akan menjalankan proses mitigasi dan evakuasi sesuai fungsi masing-masing bila terjadi keadaan darurat atau bencana.

Baca juga: Bandara Bali pastikan prokes dalam penerbangan internasional

Bandara Ngurah Rai dalam pembangunannya telah didesain tahan gempa dan telah memperhitungkan kondisi bencana. Bila memang terjadi tsunami maka jalur evakuasi menuju area pelataran & gedung tinggi dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara bagi seluruh masyarakat, penumpang, mitra usaha dan petugas di bandara.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan BMKG untuk semakin memperkuat sistem mitigasi bencana di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang saat ini mulai kembali melayani penerbangan internasional secara reguler & bersiap untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20 di Bali,” katanya.

Sebagai informasi Bandara Ngurah Rai memiliki kapasitas 57 parking stand dan memiliki dimensi runway 3.000 m x 45 m & dapat melayani pesawat terbesar seperti Boeing B-747 dan pesawat terberat Boeing B-777.

Luas Terminal Internasional mencapai 126.205 meter persegi dan Terminal Domestik mencapai 67.884 meter persegi.

Baca juga: Bandara Bali kembali layani Singapore Airlines (video)

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali memiliki berbagai fasilitas seperti Check in Counter dengan jumlah 194 unit, Self Check in Counter sebanyak 14 unit, Boarding Pass Scanner sebanyak 24 unit, Autogate Imigrasi sebanyak 16 unit, Immigration Counter sebanyak 64 unit, Visa on Arrival Counter sebanyak 20 unit, Baggage Claim Conveyor Belt sebanyak 12 unit, Aviobridge sebanyak 30 unit, Gedung Parkir, Hotel, Perkantoran, General Aviation Terminal dan Gedung VVIP.

Pada masa sebelum pandemi Covid-19, Bandara Ngurah Rai mampu melayani hingga 24,1 juta penumpang per tahun dengan trafik penumpang penerbangan rute internasional mencapai 13,8 juta penumpang.

Sedangkan untuk trafik pesawat di tahun 2019 mencapai 163.623 pergerakan per tahun dengan trafik pesawat internasional mencapai 73.886 pergerakan pesawat.
 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022