Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menyebutkan ada tiga hal peluang yang harus dimanfaatkan dalam keketuaan/presidensi G20 agar Indonesia dapat berperan dalam pemulihan ekonomi global dan pencapaian Indonesia maju.
"Ada tiga hal peluang utama yang harus kita manfaatkan. Pertama, transisi menuju green economy, tren digital ekonomi yang makin pesat, ketiga perbaikan arsitektur kesehatan global yang lebih responsif dalam menghadapi pandemi global," papar Setya dalam acara Kick Off Setneg Mantul Road to G20 secara virtual, Jumat.
Setya menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang mengalami double disruption atau pergeseran pekerjaan akibat digitalisasi atau automasi yang dipercepat dengan terjadinya pandemi COVID-19.
Baca juga: Akademisi: Keketuaan G20 bisa jadi "booster" pertumbuhan ekonomi
Dalam situasi yang kurang menguntungkan itu, seluruh negara dituntut terus produktif berkarya dengan cara-cara kekinian memanfaatkan teknologi.
Oleh karena itu, Setya menilai momentum penunjukan Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 harus dapat dimanfaatkan untuk menciptakan terobosan dan aksi nyata dalam pemulihan sosial ekonomi, baik nasional maupun skala global.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah G20 hingga November mendatang telah menorehkan sejarah baru mengingat pertama kalinya forum kerja sama multilateral itu diselenggarakan di Indonesia sejak dibentuk pada tahun 1999.
Melalui tema utama Recover Together, Recover Stronger, Indonesia juga mengajak seluruh negara dunia untuk bahu-membahu pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
"Apabila kita mampu mengapitalisasi peluang, kita dapat menjadikan presidensi G20 ini membawa kemanfaatan secara optimal bagi kepentingan bangsa," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Ada tiga hal peluang utama yang harus kita manfaatkan. Pertama, transisi menuju green economy, tren digital ekonomi yang makin pesat, ketiga perbaikan arsitektur kesehatan global yang lebih responsif dalam menghadapi pandemi global," papar Setya dalam acara Kick Off Setneg Mantul Road to G20 secara virtual, Jumat.
Setya menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang mengalami double disruption atau pergeseran pekerjaan akibat digitalisasi atau automasi yang dipercepat dengan terjadinya pandemi COVID-19.
Baca juga: Akademisi: Keketuaan G20 bisa jadi "booster" pertumbuhan ekonomi
Dalam situasi yang kurang menguntungkan itu, seluruh negara dituntut terus produktif berkarya dengan cara-cara kekinian memanfaatkan teknologi.
Oleh karena itu, Setya menilai momentum penunjukan Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 harus dapat dimanfaatkan untuk menciptakan terobosan dan aksi nyata dalam pemulihan sosial ekonomi, baik nasional maupun skala global.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah G20 hingga November mendatang telah menorehkan sejarah baru mengingat pertama kalinya forum kerja sama multilateral itu diselenggarakan di Indonesia sejak dibentuk pada tahun 1999.
Melalui tema utama Recover Together, Recover Stronger, Indonesia juga mengajak seluruh negara dunia untuk bahu-membahu pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
"Apabila kita mampu mengapitalisasi peluang, kita dapat menjadikan presidensi G20 ini membawa kemanfaatan secara optimal bagi kepentingan bangsa," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022