"Superlative Secret Society" (SSS) sebagai  komunitas kolektor aset seni digital NFT (Non-Fungible Token) mempertemukan para seniman lokal Indonesia, sekaligus mengenalkan NFT kepada para seniman di Pulau Dewata.

"Kami melakukan sosialisasi NFT, sekaligus bertemu dan mengajak seniman lokal di Bali agar hadir pada pembukaan Superlative Gallery di Legian, Kuta, pada 11 Januari," kata CEO dan Founder SSS Prasetyo Budiman di Jimbaran Hub, Kabupaten Badung, Jumat (7/1).

Setelah hanya bersua di dunia maya, melalui kegiatan tersebut, Superlative Secret Society (SSS) juga ingin membagikan banyak informasi menari seputar karya seni digital.

Superlative Secret Society (SSS), merupakan komunitas kolektor aset digital NFT (Non-Fungible Token) yang resmi masuk dalam platform marketplace OpenSea sejak 22 September 2021. 

Superlative Secret Society (SuperlativeSS atau SSS) sudah memiliki 11.110 avatar karya seni sekaligus aset digital. Lebih dari 60.000 anggota SuperlativeSS tergabung di discord.com.

"Terkait pemilihan tempat galeri di Bali karena kultur Bali kuat banget dan pasar global sangat menyukai pasar yang kuat, potensi pasar untuk seniman Bali sangat besar," ujar Prasetyo.

Baca juga: E-Motion Entertainment majukan industri kreatif dan seni di Bali

Di sesi pertama acara dialog yang dikemas santai itu,  keempat founder SSS yang terdiri dari Prasetyo Budiman, Moh Arif Wijaksana, Adam Adha, dan Faatih Rifqi Muqaffi saling berbagi informasi seputar dunia NFT, membagikan beberapa pencapaian SSS sekaligus cerita dibalik terbentuknya komunitas NFT tersebut.

"SuperlativeSS dibangun April tahun lalu, dan mulai aktif pada Juni 2021. Terus terang, saya tidak menyangka akan sampai pada tahapan ini," kata Prasetyo.

Terkait pencapaian, salah satu yang menarik adalah keberhasilan SuperlativeSS dalam menjual 11.110 avatar karya seni koleksi pertamanya, yang ludes hanya dalam kurun waktu 2 menit. 

Atas tren positif ini, harga per gambar NFT yang dijual SuperlativeSS di sejumlah platform blockchain menembus angka 0,24 ETH atau sekitar hampir USD 1.000 per gambarnya. Namun meskipun tengah menaiki tangga popularitas, SuperlativeSS senantiasa berkomitmen untuk berbagi kepada yang membutuhkan.

"SuperlativeSS juga memiliki roadmap CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial kami kepada sesama. Hingga saat ini, kami sudah menyalurkan lebih dari 65.000 meals, melalui WFP (World Food Program) di sekitar wilayah Afrika," ujarnya.

Sedangkan untuk keseluruhannya, jumlah donasi yang terkumpul mencapai Rp770 juta. "Kami berharap program ini dapat terus kami lakukan ke depannya," ujar Prasetyo.

Superlative Secret Society yang selama ini terjun ke bursa NFT dan lebih dikenal di mancanegara, melalui kesempatan itu, pihaknya ingin memperkenalkan diri secara langsung kepada seniman di Indonesia. 

Pihaknya berharap karya seni putra dan putri Indonesia, memiliki kesempatan yang sama untuk membuka peluang yang lebih luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri, serta memberikan dampak positif pada kemajuan seniman lokal di Indonesia.

Baca juga: DPD: Seniman Bali harus manfaatkan teknologi

Pada sesi kedua, SuperlativeSS memperkenalkan sekaligus mengedukasi masyarakat seputar dunia seni digital seperti NFT, sebagai wadah terbuka bagi setiap seniman untuk memperkenalkan hasil karya seni mereka. 

Ilustrator & Founder SSS Moh Arif Wijaksana bercerita bahwa SuperlativeSS berhasil mengubah kehidupannya.

"Sebagai seorang illustrator, SuperlativeSS memberikan saya kesempatan agar karya yang saya buat lebih dikenal, dihargai, dan diapresiasi oleh banyak orang, bahkan sampai ke penjuru dunia. Terus terang, ini mengubah hidup saya," ujar Arif.

Oleh karena itu, Arif ingin mengajak setiap seniman dan juga pekerja seni di industri kreatif untuk lebih mengenal NFT, serta memiliki kesempatan yang sama dan mengambil peluang tersebut untuk unjuk gigi memperkenalkan karya seni mereka lebih luas secara tidak terbatas, hingga ke mancanegara. 
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022