Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali mendorong Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar untuk membentuk BUMD Pangan sebagai penyeimbang harga bahan pangan di pasaran.
"BUMD Pangan ini agar tidak sepenuhnya harga ditentukan oleh pemain swasta. Dengan demikian, program pengendalian inflasi oleh TPID Kota Denpasar akan berjalan lebih efektif," kata Ekonom Ahli KPwBI Provinsi Bali Donny H Heatubun di Denpasar, Kamis.
Donny menambahkan, berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia pada minggu pertama Desember 2021, terdapat tiga komoditas yang terpantau mengalami kenaikan harga cukup tinggi yaitu angkutan udara, minyak goreng dan cabai rawit.
"Kenaikan harga tersebut disinyalir sebagai akibat dari kenaikan permintaan seiring dengan pariwisata di Bali yang mulai bangkit dan kenaikan harga CPO yang berlaku secara nasional," ucapnya.
Baca juga: BI Bali dorong TPID gunakan Sigapura pantau harga dan stok pangan
Selain itu, berdasarkan data neraca pangan sembilan komoditas, Kota Denpasar tercatat mengalami defisit delapan komoditas dan surplus satu komoditas. Artinya, sebagian besar pasokan bahan pokok di Kota Denpasar disuplai oleh dari daerah lain.
Selain mendorong agar dibentuk BUMD Pangan, berdasarkan data neraca pangan tersebut, Donny juga mendorong TPID Kota Denpasar untuk melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan daerah lainnya, baik di dalam maupun luar Provinsi Bali.
"KAD tersebut memiliki peran strategis untuk mendukung ketersediaan stok dan kelancaran distribusi bahan makanan di Kota Denpasar," ujarnya.
Sebelumnya, kata Donny, pada Rabu (8/12) juga telah dilakukan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar terkait upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2022.
Kepala BPS Kota Denpasar Eman Sulaeman menyampaikan tingkat inflasi Kota Denpasar pada November sebesar 0,71 persen (mtm). Kota Denpasar menempati urutan ke-12 dari 84 kota yang mengalami inflasi.
Sejumlah komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Denpasar diantaranya canang sari, tarif angkutan udara, minyak goreng, emas perhiasan dan air kemasan.
Baca juga: BI Bali dorong TPID tetap laksanakan program 4K
Sementara itu, beberapa komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga ialah mangga, mainan anak, popok bayi sekali pakai, susu cair kemasan dan sawi hijau.
Kepala Bulog Kanwil Bali, Mohammad Alexander menyebut jumlah stok bahan makanan di gudang Bulog saat ini masih dalam keadaan yang mencukupi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Denpasar.
Saat ini, Bulog memiliki 22 unit gudang dengan kapasitas 41.500 ton dan 921 outlet RPK (Rumah Pangan Kita). Dalam pengendalian inflasi, Bulog juga ikut serta melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan.
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menginstruksikan agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan lebih mengintensifkan pemantauan harga bahan pokok di pasar, kemudian Dinas Perhubungan untuk memastikan kelancaran distribusi pangan terutama menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2022.
Selanjutnya, Dinas Pariwisata agar lebih meningkatkan promosi dan membangkitkan pariwisata agar perekonomian Kota Denpasar semakin menggeliat, serta Dinas Pertanian untuk meningkatkan hasil produksi bahan pangan terutama beras.
Dalam kaitannya dengan program unggulan untuk TPID Award tahun 2022, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan diarahkan untuk lebih mengoptimalkan penggunaan aplikasi SIPAPA (Sistem Informasi Penyedia Ketersediaan Pangan).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"BUMD Pangan ini agar tidak sepenuhnya harga ditentukan oleh pemain swasta. Dengan demikian, program pengendalian inflasi oleh TPID Kota Denpasar akan berjalan lebih efektif," kata Ekonom Ahli KPwBI Provinsi Bali Donny H Heatubun di Denpasar, Kamis.
Donny menambahkan, berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia pada minggu pertama Desember 2021, terdapat tiga komoditas yang terpantau mengalami kenaikan harga cukup tinggi yaitu angkutan udara, minyak goreng dan cabai rawit.
"Kenaikan harga tersebut disinyalir sebagai akibat dari kenaikan permintaan seiring dengan pariwisata di Bali yang mulai bangkit dan kenaikan harga CPO yang berlaku secara nasional," ucapnya.
Baca juga: BI Bali dorong TPID gunakan Sigapura pantau harga dan stok pangan
Selain itu, berdasarkan data neraca pangan sembilan komoditas, Kota Denpasar tercatat mengalami defisit delapan komoditas dan surplus satu komoditas. Artinya, sebagian besar pasokan bahan pokok di Kota Denpasar disuplai oleh dari daerah lain.
Selain mendorong agar dibentuk BUMD Pangan, berdasarkan data neraca pangan tersebut, Donny juga mendorong TPID Kota Denpasar untuk melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan daerah lainnya, baik di dalam maupun luar Provinsi Bali.
"KAD tersebut memiliki peran strategis untuk mendukung ketersediaan stok dan kelancaran distribusi bahan makanan di Kota Denpasar," ujarnya.
Sebelumnya, kata Donny, pada Rabu (8/12) juga telah dilakukan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar terkait upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2022.
Kepala BPS Kota Denpasar Eman Sulaeman menyampaikan tingkat inflasi Kota Denpasar pada November sebesar 0,71 persen (mtm). Kota Denpasar menempati urutan ke-12 dari 84 kota yang mengalami inflasi.
Sejumlah komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Denpasar diantaranya canang sari, tarif angkutan udara, minyak goreng, emas perhiasan dan air kemasan.
Baca juga: BI Bali dorong TPID tetap laksanakan program 4K
Sementara itu, beberapa komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga ialah mangga, mainan anak, popok bayi sekali pakai, susu cair kemasan dan sawi hijau.
Kepala Bulog Kanwil Bali, Mohammad Alexander menyebut jumlah stok bahan makanan di gudang Bulog saat ini masih dalam keadaan yang mencukupi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Denpasar.
Saat ini, Bulog memiliki 22 unit gudang dengan kapasitas 41.500 ton dan 921 outlet RPK (Rumah Pangan Kita). Dalam pengendalian inflasi, Bulog juga ikut serta melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan.
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menginstruksikan agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan lebih mengintensifkan pemantauan harga bahan pokok di pasar, kemudian Dinas Perhubungan untuk memastikan kelancaran distribusi pangan terutama menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2022.
Selanjutnya, Dinas Pariwisata agar lebih meningkatkan promosi dan membangkitkan pariwisata agar perekonomian Kota Denpasar semakin menggeliat, serta Dinas Pertanian untuk meningkatkan hasil produksi bahan pangan terutama beras.
Dalam kaitannya dengan program unggulan untuk TPID Award tahun 2022, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan diarahkan untuk lebih mengoptimalkan penggunaan aplikasi SIPAPA (Sistem Informasi Penyedia Ketersediaan Pangan).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021