Perusahaan pelopor air minum dalam kemasan, Danone-AQUA, mendirikan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) "Sampahku Tanggung Jawabku" (Samtaku) di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, untuk mengatasi sampah di Bali dengan solusi pengelolaan sampah terbaru.
"TPST yang diresmikan pada bulan September 2021 tersebut merupakan upaya mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke Tempat Pembuangan Akhir di Suwung, Denpasar, Bali," kata Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo di TPST Samtaku Jimbaran, Senin malam.
Menurut dia, solusi yang diupayakan Danone-AQUA itu merupakan pioner dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik serta berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengurangi jumlah sampah plastik di lautan hingga 70 persen pada 2025.
"Kami berharap dengan adanya fasilitas pengelolaan sampah TPST di Jimbaran ini akan menjadi salah satu alternatif solusi bagi pemerintah provinsi Bali dalam memecahkan masalah pengelolaan sampah, terutama ketika TPA Suwung sudah kelebihan daya tampungnya.
Baca juga: Danone-AQUA dan Octopus permudah pengelolaan sampah untuk Bali Bersih
Saat ini, pengelolaan sampah di Bali telah kekurangan ruang karena tempat pembuangan sampah yang sudah melebihi kapasitas, ditambah dengan adanya rencana pemerintah untuk penutupan TPA Suwung yang memiliki kapasitas 1,423 ton sampah per hari atau sekitar 25 persen dari total sampah Bali.
Sementara itu, setiap harinya, sampah yang dihasilkan di Bali mencapai 4.281 ton, atau 1,5 juta ton setiap tahun. Dari jumlah tersebut, baru 48 persen yang dapat dikelola, sementara 52 persen lagi belum terkelola. Oleh karena itu Bali saat ini membutuhkan solusi akan dibawa kemana sampah dan bagaimana pengelolaannya.
"Bahwa dengan adanya fakta terjadinya kelebihan daya tampung di tempat pembuangan akhir sampah, keberadaan TPST ini sangat penting karena di TPST Samtaku Jimbaran itu menerapkan model Ekonomi Sirkular dan Zero Waste to Landfill (ZWL)," katanya.
Ia mengaku sampah yang terkumpul di fasilitas tersebut nantinya akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali seluruhnya sehingga tidak ada yang berakhir di TPA sehingga beban TPA Bali akan berkurang hingga kapasitas sampah yang mampu diolah di TPST Samtaku atau sekitar 120 ton per hari.
TPST Samtaku menampung sampah dari enam wilayah di Bali Selatan, bekerja sama dengan operator PT. Reciki Mantap Jaya dan mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung, serta masyarakat yang terlibat dalam upaya pengelolaan sampah.
"Di fasilitas ini, sampah rumah tangga akan dipilah, yakni sampah plastik PET yang didapatkan akan dikumpulkan dan dikirim ke Pabrik Veolia, Jawa Timur untuk diolah menjadi PET daur ulang (rPET), kemudian akan dipakai Danone-AQUA untuk materi pembuatan botol baru," kata Direktur PT. Reciki Mantap Jaya, Bhima Aries Diyanto.
Baca juga: Menko Luhut resmikan TPST terbesar di Bali
Untuk sampah organik-nya akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersamaan dengan sampah residu dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar.
"Hal ini menjadikan TPST Samtaku Jimbaran sebagai moda pengelolaan segala jenis sampah yang mengadopsi prinsip Ekonomi Sirkular dan Zero Waste to Landfill," katanya.
TPST Samtaku Jimbaran juga bekerja sama dengan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) untuk melakukan aktivitas edukasi langsung ke masyarakat di sekitarnya dengan harapan edukasi tersebut dapat mengubah perilaku mengelola sampah dari 10.000 keluarga yang berada di enam desa di Kecamatan Kuta Selatan.
Salah satu komitmen Danone-AQUA di Bali yakni mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang digunakan telah tercapai melalui kerjasama dengan Recycling Business Unit (RBU) Bali PET Recycling di Tohpati Denpasar dan Lepang Klungkung, serta Lombok PET yang berlokasi di Lombok Barat.
Inisiatif pembangunan TPST dan keberadaan RBU di Bali, merupakan bagian dari kampanye #BijakBerplastik yang didasarkan pada tiga pilar – Pendidikan, Pengumpulan dan Inovasi. Ketiga prinsip ini menjadi fokus perusahaan untuk memastikan visi ekonomi sirkular terwujud sepenuhnya untuk kemajuan Bali, komunitasnya, dan lingkungannya.
Secara nasional, berkat #BijakBerplastik, setidaknya 13 ribu ton botol plastik per tahun dapat terkumpul melalui 6 RBU. Tak hanya itu, gerakan ini juga mampu memberdayakan lebih dari 9 ribu pemulung, mengembangkan bank sampah, TPS3R, serta pengumpulan sampah secara digital.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"TPST yang diresmikan pada bulan September 2021 tersebut merupakan upaya mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke Tempat Pembuangan Akhir di Suwung, Denpasar, Bali," kata Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo di TPST Samtaku Jimbaran, Senin malam.
Menurut dia, solusi yang diupayakan Danone-AQUA itu merupakan pioner dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik serta berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengurangi jumlah sampah plastik di lautan hingga 70 persen pada 2025.
"Kami berharap dengan adanya fasilitas pengelolaan sampah TPST di Jimbaran ini akan menjadi salah satu alternatif solusi bagi pemerintah provinsi Bali dalam memecahkan masalah pengelolaan sampah, terutama ketika TPA Suwung sudah kelebihan daya tampungnya.
Baca juga: Danone-AQUA dan Octopus permudah pengelolaan sampah untuk Bali Bersih
Saat ini, pengelolaan sampah di Bali telah kekurangan ruang karena tempat pembuangan sampah yang sudah melebihi kapasitas, ditambah dengan adanya rencana pemerintah untuk penutupan TPA Suwung yang memiliki kapasitas 1,423 ton sampah per hari atau sekitar 25 persen dari total sampah Bali.
Sementara itu, setiap harinya, sampah yang dihasilkan di Bali mencapai 4.281 ton, atau 1,5 juta ton setiap tahun. Dari jumlah tersebut, baru 48 persen yang dapat dikelola, sementara 52 persen lagi belum terkelola. Oleh karena itu Bali saat ini membutuhkan solusi akan dibawa kemana sampah dan bagaimana pengelolaannya.
"Bahwa dengan adanya fakta terjadinya kelebihan daya tampung di tempat pembuangan akhir sampah, keberadaan TPST ini sangat penting karena di TPST Samtaku Jimbaran itu menerapkan model Ekonomi Sirkular dan Zero Waste to Landfill (ZWL)," katanya.
Ia mengaku sampah yang terkumpul di fasilitas tersebut nantinya akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali seluruhnya sehingga tidak ada yang berakhir di TPA sehingga beban TPA Bali akan berkurang hingga kapasitas sampah yang mampu diolah di TPST Samtaku atau sekitar 120 ton per hari.
TPST Samtaku menampung sampah dari enam wilayah di Bali Selatan, bekerja sama dengan operator PT. Reciki Mantap Jaya dan mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung, serta masyarakat yang terlibat dalam upaya pengelolaan sampah.
"Di fasilitas ini, sampah rumah tangga akan dipilah, yakni sampah plastik PET yang didapatkan akan dikumpulkan dan dikirim ke Pabrik Veolia, Jawa Timur untuk diolah menjadi PET daur ulang (rPET), kemudian akan dipakai Danone-AQUA untuk materi pembuatan botol baru," kata Direktur PT. Reciki Mantap Jaya, Bhima Aries Diyanto.
Baca juga: Menko Luhut resmikan TPST terbesar di Bali
Untuk sampah organik-nya akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersamaan dengan sampah residu dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar.
"Hal ini menjadikan TPST Samtaku Jimbaran sebagai moda pengelolaan segala jenis sampah yang mengadopsi prinsip Ekonomi Sirkular dan Zero Waste to Landfill," katanya.
TPST Samtaku Jimbaran juga bekerja sama dengan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) untuk melakukan aktivitas edukasi langsung ke masyarakat di sekitarnya dengan harapan edukasi tersebut dapat mengubah perilaku mengelola sampah dari 10.000 keluarga yang berada di enam desa di Kecamatan Kuta Selatan.
Salah satu komitmen Danone-AQUA di Bali yakni mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang digunakan telah tercapai melalui kerjasama dengan Recycling Business Unit (RBU) Bali PET Recycling di Tohpati Denpasar dan Lepang Klungkung, serta Lombok PET yang berlokasi di Lombok Barat.
Inisiatif pembangunan TPST dan keberadaan RBU di Bali, merupakan bagian dari kampanye #BijakBerplastik yang didasarkan pada tiga pilar – Pendidikan, Pengumpulan dan Inovasi. Ketiga prinsip ini menjadi fokus perusahaan untuk memastikan visi ekonomi sirkular terwujud sepenuhnya untuk kemajuan Bali, komunitasnya, dan lingkungannya.
Secara nasional, berkat #BijakBerplastik, setidaknya 13 ribu ton botol plastik per tahun dapat terkumpul melalui 6 RBU. Tak hanya itu, gerakan ini juga mampu memberdayakan lebih dari 9 ribu pemulung, mengembangkan bank sampah, TPS3R, serta pengumpulan sampah secara digital.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021