Pelopor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan Minuman Ringan di Indonesia, Danone-AQUA, menggandeng Octopus, sebagai aplikasi pengumpulan kemasan bekas, untuk menyediakan layanan pengangkutan botol dan gelas plastik melalui pemberdayaan pemulung di kawasan Denpasar dan Badung, Bali, melalui aplikasi Octopus di smartphone, sehingga mempermudah pengelolaan sampah plastik untuk Bali yang bersih.
"Kami menggandeng Octopus untuk mendorong pemilahan sampah di sumber, sekaligus pengumpulan sampah langsung dari konsumen untuk didaur ulang, yang mana hal ini sejalan dengan Pergub Bali Nomor 47/2019," kata Sustainable Development Director, Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, di Denpasar, Jumat.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali bahwa 50 persen dari total timbunan sampah di Bali dihasilkan oleh Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar. Sekitar 20 persen diantaranya merupakan sampah plastik.
Oleh karena itu, inisiatif ini diharapkan dapat membantu meningkatkan angka pengumpulan sampah plastik, terutama yang berasal dari kemasan bekas, dimulai dari area Denpasar dan Badung, terutama berkaitan dengan "World Clean-Up Day".
Kerja sama ini merupakan bagian dari Gerakan #BijakBerplastik yang telah diinisiasi Danone-AQUA sejak 2018 untuk mendukung target Pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik di lautan hingga 70 persen pada tahun 2025.
Sejak diluncurkan, Gerakan #BijakBerplastik berfokus terhadap tiga hal yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi konsumen dan anak usia sekolah, serta inovasi kemasan. Melalui gerakan ini, Danone-AQUA juga berkomitmen untuk dapat mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang digunakan pada tahun 2025 dan mewujudkan ekonomi sirkular demi Indonesia yang bersih
"Melalui kerja sama dengan Octopus, botol dan gelas plastik bekas akan dikirimkan oleh mitra pemulung ke unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU) dampingan Danone-AQUA, yang dikembangkan bersama mitra sejak tahun 2010 di Bali," katanya.
Selanjutnya, kemasan bekas ini diproses menjadi bahan baku produk baru. "Dengan demikian, kita dapat memperkuat ekonomi sirkular yang inklusif, sekaligus mencegah sampah plastik mencemari lingkungan," tambah Karyanto.
Danone-AQUA dan Octopus menargetkan untuk dapat memberdayakan hingga 1.000 orang pemulung di area Denpasar dan Badung, sehingga secara langsung turut meningkatkan taraf hidup para pelaku persampahan di sektor informal, baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Selain itu, Danone-AQUA dan Octopus berharap masyarakat Bali dapat lebih #BijakBerplastik dengan mulai memilah sampah dari rumah dan mengirimkannya dengan menggunakan aplikasi.
"Cukup dengan mengunduh aplikasi Octopus di smartphone, kemudian memesan layanan angkut untuk botol dan gelas plastik bekas, masyarakat sudah dapat berkontribusi terhadap Bali yang lebih bersih, sekaligus membantu pemulung yang terdaftar di jaringan Octopus," ujar Ichsan, CEO Octopus.
Aplikasi Octopus sendiri bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan kemasan bekas, sehingga mitra pemulung yang telah terhubung dengan aplikasi Octopus dapat mengumpulkannya dengan mudah untuk kemudian dibawa ke jaringan daur ulang RBU.
Ichsan menambahkan aplikasi Octopus yang sudah hadir terlebih dahulu di Kota Makassar telah berhasil menggandeng lebih dari 1.700 mitra pemulung, 16.000 pengguna serta membuka 700 titik usaha mikro jual beli kemasan bekas.
"Kami harap kesuksesan yang telah dicapai di Makassar dapat terwujud juga di Bali. Besar harapan kami agar kerja sama ini dapat membawa dampak positif terhadap pengelolaan sampah di Bali," katanya.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, tingkat kebocoran sampah plastik setiap tahunnya mencapai lebih dari 33.000 ton. Dengan adanya inisiatif dari Danone-AQUA dan Octopus ini, diharapkan masyarakat lebih bersemangat dan termudahkan dalam mengelola sampah plastik, sehingga dapat menekan tingkat kebocoran sampah plastik dan menjaga alam Bali tetap bersih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kami menggandeng Octopus untuk mendorong pemilahan sampah di sumber, sekaligus pengumpulan sampah langsung dari konsumen untuk didaur ulang, yang mana hal ini sejalan dengan Pergub Bali Nomor 47/2019," kata Sustainable Development Director, Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, di Denpasar, Jumat.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali bahwa 50 persen dari total timbunan sampah di Bali dihasilkan oleh Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar. Sekitar 20 persen diantaranya merupakan sampah plastik.
Oleh karena itu, inisiatif ini diharapkan dapat membantu meningkatkan angka pengumpulan sampah plastik, terutama yang berasal dari kemasan bekas, dimulai dari area Denpasar dan Badung, terutama berkaitan dengan "World Clean-Up Day".
Kerja sama ini merupakan bagian dari Gerakan #BijakBerplastik yang telah diinisiasi Danone-AQUA sejak 2018 untuk mendukung target Pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik di lautan hingga 70 persen pada tahun 2025.
Sejak diluncurkan, Gerakan #BijakBerplastik berfokus terhadap tiga hal yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi konsumen dan anak usia sekolah, serta inovasi kemasan. Melalui gerakan ini, Danone-AQUA juga berkomitmen untuk dapat mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang digunakan pada tahun 2025 dan mewujudkan ekonomi sirkular demi Indonesia yang bersih
"Melalui kerja sama dengan Octopus, botol dan gelas plastik bekas akan dikirimkan oleh mitra pemulung ke unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU) dampingan Danone-AQUA, yang dikembangkan bersama mitra sejak tahun 2010 di Bali," katanya.
Selanjutnya, kemasan bekas ini diproses menjadi bahan baku produk baru. "Dengan demikian, kita dapat memperkuat ekonomi sirkular yang inklusif, sekaligus mencegah sampah plastik mencemari lingkungan," tambah Karyanto.
Danone-AQUA dan Octopus menargetkan untuk dapat memberdayakan hingga 1.000 orang pemulung di area Denpasar dan Badung, sehingga secara langsung turut meningkatkan taraf hidup para pelaku persampahan di sektor informal, baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Selain itu, Danone-AQUA dan Octopus berharap masyarakat Bali dapat lebih #BijakBerplastik dengan mulai memilah sampah dari rumah dan mengirimkannya dengan menggunakan aplikasi.
"Cukup dengan mengunduh aplikasi Octopus di smartphone, kemudian memesan layanan angkut untuk botol dan gelas plastik bekas, masyarakat sudah dapat berkontribusi terhadap Bali yang lebih bersih, sekaligus membantu pemulung yang terdaftar di jaringan Octopus," ujar Ichsan, CEO Octopus.
Aplikasi Octopus sendiri bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan kemasan bekas, sehingga mitra pemulung yang telah terhubung dengan aplikasi Octopus dapat mengumpulkannya dengan mudah untuk kemudian dibawa ke jaringan daur ulang RBU.
Ichsan menambahkan aplikasi Octopus yang sudah hadir terlebih dahulu di Kota Makassar telah berhasil menggandeng lebih dari 1.700 mitra pemulung, 16.000 pengguna serta membuka 700 titik usaha mikro jual beli kemasan bekas.
"Kami harap kesuksesan yang telah dicapai di Makassar dapat terwujud juga di Bali. Besar harapan kami agar kerja sama ini dapat membawa dampak positif terhadap pengelolaan sampah di Bali," katanya.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, tingkat kebocoran sampah plastik setiap tahunnya mencapai lebih dari 33.000 ton. Dengan adanya inisiatif dari Danone-AQUA dan Octopus ini, diharapkan masyarakat lebih bersemangat dan termudahkan dalam mengelola sampah plastik, sehingga dapat menekan tingkat kebocoran sampah plastik dan menjaga alam Bali tetap bersih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020