Denpasar (Antara Bali) - Upaya perawatan dan pemeliharaan Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk, Bali bagian barat, mengalami cukup hambatan dan kendala sehubungan komponen untuk keperluan itu harus didatangkan dari luar negeri.
"Beberapa komponen penting untuk perawatan, harus kami pesan dan datangkan secara khusus dari Swis," kata Kepala Humas PT PLN Distribusi Bali Agung Mastika di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, kondisi tersebut selain membutuhkan biaya yang cukup besar, juga waktu yang cukup lama. Akibatnya, proses perawatan atau perbaikan PLTG itu tidak dapat dilakukan secara tepat waktu sesuai yang dijadwalkan sebelumnya.
Semula sempat dijadwalkan selesai dilakukan pada 6 Desember 2009, namun baru kemungkinan dapat dirampungkan 15 Januari 2010. "Ini artinya, ada penguluran waktu sekitar lima pekan," katanya.
Kerusakan yang cukup parah pada beberapa bagian mesin PLTG Gilimanuk itu terjadi akibat adanya penundaan dalam beberapa kali untuk proses pemeliharaan.
"Proses pemeliharaan itu sebenarnya harus dilakukan pada bulan Maret 2009, namun jadwal itu terus diundur-undur hingga baru dapat dilakukan 10 Oktober 2009," tutur Agung Mastika.
Ia menambahkan, proses perbaikan yang melibatkan 70 tenaga profesional dari Indonesia Power dengan pengawas tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Seluruh petugas yang terbagi dalam beberapa kelompok, bekerja selama 24 jam, siang dan malam," ujar Agung Mastika.
Dikatakan, karena beberapa komponen mesin diketahui mengalami kerusakan cukup parah, tentunya harus diganti. "Sialannya, komponen baru itu harus kami datangkan dari luar negari. Akibatnya, jadwal perbaikan menjadi tertunda," katanya.
Jadwal perbaikan semula membutuhkan waktu hampir dua bulan mulai 10 Oktober hingga 6 Desember. Namun tampaknya akan mengalami pengunduran hingga 15 Januari 2010, ujar Agung Mastika. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009
"Beberapa komponen penting untuk perawatan, harus kami pesan dan datangkan secara khusus dari Swis," kata Kepala Humas PT PLN Distribusi Bali Agung Mastika di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, kondisi tersebut selain membutuhkan biaya yang cukup besar, juga waktu yang cukup lama. Akibatnya, proses perawatan atau perbaikan PLTG itu tidak dapat dilakukan secara tepat waktu sesuai yang dijadwalkan sebelumnya.
Semula sempat dijadwalkan selesai dilakukan pada 6 Desember 2009, namun baru kemungkinan dapat dirampungkan 15 Januari 2010. "Ini artinya, ada penguluran waktu sekitar lima pekan," katanya.
Kerusakan yang cukup parah pada beberapa bagian mesin PLTG Gilimanuk itu terjadi akibat adanya penundaan dalam beberapa kali untuk proses pemeliharaan.
"Proses pemeliharaan itu sebenarnya harus dilakukan pada bulan Maret 2009, namun jadwal itu terus diundur-undur hingga baru dapat dilakukan 10 Oktober 2009," tutur Agung Mastika.
Ia menambahkan, proses perbaikan yang melibatkan 70 tenaga profesional dari Indonesia Power dengan pengawas tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Seluruh petugas yang terbagi dalam beberapa kelompok, bekerja selama 24 jam, siang dan malam," ujar Agung Mastika.
Dikatakan, karena beberapa komponen mesin diketahui mengalami kerusakan cukup parah, tentunya harus diganti. "Sialannya, komponen baru itu harus kami datangkan dari luar negari. Akibatnya, jadwal perbaikan menjadi tertunda," katanya.
Jadwal perbaikan semula membutuhkan waktu hampir dua bulan mulai 10 Oktober hingga 6 Desember. Namun tampaknya akan mengalami pengunduran hingga 15 Januari 2010, ujar Agung Mastika. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009