Sebanyak 24 perwira siswa Sekolah Instruktur Penerbang di Pangkalan Udara TNI AU Adi Sucipto di Yogyakarta menjalani Latihan Navigasi Jarak Jauh di Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Latihan navigasi jarak jauh sejarak 686 kilometer dalam garis lurus itu menggunakan enam pesawat latih KT-01Wong Bee dan dilaksanakan sekitar 10 hari mulai t24 November hingga 2 Desember 2021.
"Latihan navigasi jarak jauh ini adalah salah satu proses akhir dari program pendidikan Sekolah Instruktur Penerbang di Pangkalan Udara TNI AU Adi Sucipto Yogyakarta," ujar Komandan Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Perbang Reza Sastranegara, di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Baca juga: Panglima TNI sambangi Menko Polhukam bahas solusi Papua
Ia menjelaskan, latihan navigasi jarak jauh itu bagian yang wajib harus dilalui siswa Sekolah Instruktur Penerbang sebelum mengantongi ijazah sebagai instruktur penerbang. Setelah mereka lulus menjadi instruktur penerbang militer TNI AU, mereka akan mendapatkan call sign Jupiter diikuti nomor urutannya.
"Ini memang merupakan ketentuan yang harus dilaksanakan sebelum graduation day atau sebelum siswa dilantik menjadi instruktur penerbang," katanya.
Ia menjelaskan, latihan navigasi jarak jauh itu mengambil rute penerbangan dari Yogyakarta kemudian short stop di Surabaya, baru bermalam alias RON atau Remain Over Night di Bali. Kemudian keesokan hari kembali dengan rute yang sama.
"Latihan navigasi jarak Jauh ini sudah dilakukan sekitar 10 hari dan hari ini yang terakhir," kata dia.
Ia menambahkan, sebagai pangkalan operasi, Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai bertugas mendukung semua kelengkapan dukungan operasional penerbangan yang diperlukan dalam proses latihan navigasi jarak jauh.
Baca juga: Panglima TNI kunjungi Kapolri perkuat sinergitas soliditas
Sementara itu, salah satu instruktur penerbang, Mayor Perbang Idam Satria, menambahkan, fase pertama navigasi jarak jauh yang dilakukan siswa Instruktur Penerbang adalah berlatih teknik navigasi di ketinggian 13.000 di atas permukaan laut.
“Kemudian fase instruksi mereka mempelajari teknik-teknik untuk memberikan instruksi, karena nantinya mereka akan menjadi instruktur penerbang yang akan mengajarkan teknik-teknik bernavigasi untuk siswa sekolah penerbang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Latihan navigasi jarak jauh sejarak 686 kilometer dalam garis lurus itu menggunakan enam pesawat latih KT-01Wong Bee dan dilaksanakan sekitar 10 hari mulai t24 November hingga 2 Desember 2021.
"Latihan navigasi jarak jauh ini adalah salah satu proses akhir dari program pendidikan Sekolah Instruktur Penerbang di Pangkalan Udara TNI AU Adi Sucipto Yogyakarta," ujar Komandan Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Perbang Reza Sastranegara, di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Baca juga: Panglima TNI sambangi Menko Polhukam bahas solusi Papua
Ia menjelaskan, latihan navigasi jarak jauh itu bagian yang wajib harus dilalui siswa Sekolah Instruktur Penerbang sebelum mengantongi ijazah sebagai instruktur penerbang. Setelah mereka lulus menjadi instruktur penerbang militer TNI AU, mereka akan mendapatkan call sign Jupiter diikuti nomor urutannya.
"Ini memang merupakan ketentuan yang harus dilaksanakan sebelum graduation day atau sebelum siswa dilantik menjadi instruktur penerbang," katanya.
Ia menjelaskan, latihan navigasi jarak jauh itu mengambil rute penerbangan dari Yogyakarta kemudian short stop di Surabaya, baru bermalam alias RON atau Remain Over Night di Bali. Kemudian keesokan hari kembali dengan rute yang sama.
"Latihan navigasi jarak Jauh ini sudah dilakukan sekitar 10 hari dan hari ini yang terakhir," kata dia.
Ia menambahkan, sebagai pangkalan operasi, Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai bertugas mendukung semua kelengkapan dukungan operasional penerbangan yang diperlukan dalam proses latihan navigasi jarak jauh.
Baca juga: Panglima TNI kunjungi Kapolri perkuat sinergitas soliditas
Sementara itu, salah satu instruktur penerbang, Mayor Perbang Idam Satria, menambahkan, fase pertama navigasi jarak jauh yang dilakukan siswa Instruktur Penerbang adalah berlatih teknik navigasi di ketinggian 13.000 di atas permukaan laut.
“Kemudian fase instruksi mereka mempelajari teknik-teknik untuk memberikan instruksi, karena nantinya mereka akan menjadi instruktur penerbang yang akan mengajarkan teknik-teknik bernavigasi untuk siswa sekolah penerbang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021