Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mempromosikan pariwisata Bali dan Kepulauan Riau kepada para jurnalis China dalam acara temu media di Beijing, Rabu.
"Kami telah membuka lagi perbatasan. Pemerintah Indonesia tetap menjamin keberlanjutan upaya pencegahan COVID-19," kata Djauhari.
Pemerintah Indonesia, kata Dubes, juga telah melaksanakan vaksinasi dan mendorong para pelaku industri pariwisata untuk mendapatkan sertifikat kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
"Dengan memperlonggar pembatasan ke Bali tersebut, pemerintah Indonesia berharap pemulihan sektor pariwisata," ujarnya dalam acara yang dihadiri sekitar 100 jurnalis China itu.
Djauhari menyebutkan ada 19 negara yang diizinkan membuka jalur penerbangan ke Bali dan Kepri, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Prancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Indonesia memilih 19 negara tersebut karena tingkat positivitas COVID-19 yang rendah.
"Semua wisatawan internasional hanya bisa memasuki wilayah Indonesia dari Bali dan Kepri," ujarnya.
Namun, Djauhari mengaku dirinya menyadari tidak mudah bagi wisatawan China untuk bepergian ke luar negeri karena kebijakan ketat protokol kesehatan bagi siapa pun saat kembali ke China.
Selain tes PCR dan karantina sebelum terbang, otoritas kesehatan China juga mewajibkan karantina selama 56 hari bagi pelaku perjalanan internasional yang baru tiba di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
"Jadi, kalau sudah sampai di Indonesia, jangan balik dulu. Puaskan, berlama-lama di Bali," kata Dubes berseloroh yang disambut tepukan tangan para jurnalis yang memadati Wisma Duta KBRI Beijing itu.
Dalam kesempatan itu Djauhari juga menyampaikan peningkatan hubungan kerja sama Indonesia dengan China di segala bidang, termasuk ekonomi, investasi, perdagangan, pendidikan, dan pertukaran budaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Kami telah membuka lagi perbatasan. Pemerintah Indonesia tetap menjamin keberlanjutan upaya pencegahan COVID-19," kata Djauhari.
Pemerintah Indonesia, kata Dubes, juga telah melaksanakan vaksinasi dan mendorong para pelaku industri pariwisata untuk mendapatkan sertifikat kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
"Dengan memperlonggar pembatasan ke Bali tersebut, pemerintah Indonesia berharap pemulihan sektor pariwisata," ujarnya dalam acara yang dihadiri sekitar 100 jurnalis China itu.
Djauhari menyebutkan ada 19 negara yang diizinkan membuka jalur penerbangan ke Bali dan Kepri, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Prancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Indonesia memilih 19 negara tersebut karena tingkat positivitas COVID-19 yang rendah.
"Semua wisatawan internasional hanya bisa memasuki wilayah Indonesia dari Bali dan Kepri," ujarnya.
Namun, Djauhari mengaku dirinya menyadari tidak mudah bagi wisatawan China untuk bepergian ke luar negeri karena kebijakan ketat protokol kesehatan bagi siapa pun saat kembali ke China.
Selain tes PCR dan karantina sebelum terbang, otoritas kesehatan China juga mewajibkan karantina selama 56 hari bagi pelaku perjalanan internasional yang baru tiba di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
"Jadi, kalau sudah sampai di Indonesia, jangan balik dulu. Puaskan, berlama-lama di Bali," kata Dubes berseloroh yang disambut tepukan tangan para jurnalis yang memadati Wisma Duta KBRI Beijing itu.
Dalam kesempatan itu Djauhari juga menyampaikan peningkatan hubungan kerja sama Indonesia dengan China di segala bidang, termasuk ekonomi, investasi, perdagangan, pendidikan, dan pertukaran budaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021