Singaraja (Antara Bali) - Penen cengkih di Kabupaten Buleleng memicu menjamurnya pekerja musiman, baik sebagai tukang petik maupun tukang memisahkan bunga dan tangkai.
    
Bahkan, pemantauan wartawan ANTARA di Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Minggu, kalangan anak-anak turut menjadi pekerja musiman untuk mengisi libur sekolah akhir pekan.
   
Untuk tukang petik, para petani cengkih di desa itu membayar ongkos Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per hari, sedangkan tukang kepik (memisahkan bunga dan tangkai) Rp1.000 per kilogram.
    
"Saat ini panen kecil untuk menghindari rontok. Yang lain masih belum cukup umur untuk dipanen," kata Wayan Mutra, petani cengkih di Desa  Kekeran.
    
Saat ini harga cengkih di tingkat petani sebesar Rp30 ribu per kilogram. Para petani di Desa Kekeran biasanya menjual dalam kondisi basah karena mereka kebanyakan tidak memiliki lantai jemur.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Provinsi Bali Made Suyasa mengatakan, harga cengkih di pasaran saat ini sedang bagus.
    
"Kami memperkirakan harga seperti saat ini akan terus bertahan. Kami berharap petani tidak terburu-buru menjual hasil panennya," katanya.(MDE/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012