Badan Promosi Pariwisata Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan "Sales Mission Pariwisata NTT" dengan menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan pariwisata, potensial investor, para konsul jenderal di Bali.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTT, Rocky Pekujawang di Kuta Bali, Senin, mengatakan "Sales Mission Pariwisata NTT" akan dilakukan di tiga kota di Indonesia, Yaitu Kuta Bali, Bandung dan DKI Jakarta.
"Sales mission ini kita awali dari Bali dan selanjutnya ke Bandung pada 10 November dan DKI Jakarta pada 12 November di Hotel Borobudur," ujar Rokcy.
Rocky lebih lanjut mengatakan "Sales Mission" bertujuan memperkenalkan dan mendekatkan lagi potensi pariwisata NTT. Bahwa Provinsi kepulauan ini memang salah satu provinsi yang eksotik dengan keindahannya, baik keindahan di darat, di laut bahkan di bawah laut serta keanekaragaman budaya menambah eksotisme provinsi ini sehingga sayang kalau semasa hidup tidak pernah menikmati keindahan di NTT.
Dikatakan "Sales Mission" ini selain memperkenalkan berbagai produk wisata di NTT juga mengajak masyarakat di tiga kota tersebut terutama Bali untuk berkunjung ke NTT.
Rocky menjelaskan Provinsi NTT sejak kepemimpinan Gubernur Victor Bungtilu Laiskodat terus berjuang agar pariwisata di daerah ini berkembang. Bahkan tak tanggung-tanggung pariwisata dinobatkan sebagai sektor "prime mover" bagi perkembangan perekonomian NTT.
Kegiatan "Sales Mission" tahun ini sejalan dengan tekad dan kebijakan Gubernur NTT untuk terus mengembangkan pariwisata, oleh karena itu promosi menjadi salah satu bidang yang penting.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik NTT, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke NTT tahun 2019 berjumlah 112.806 orang. Memang terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai 123.686 orang.
Sementara wisatawan domestik yang mengunjungi NTT pada tahun 2019 berjumlah 456.461 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2018 maka juga terjadi penurunan karena wisatawan domestik yang mengunjungi NTT selama tahun 2018 sejumlah 682.777 orang.
Karena itu, Rocky mengatakan kegiatan "Sales Mission" menjadi penting selain mengajak wisatawan untuk berkunjung ke NTT, juga berpromosi. Tetapi yang jauh lebih penting dari itu adalah memastikan bahwa para tur operator memasukan NTT dalam program atau paket tour yang ditawarkan kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dr. Zeth Sony Libing MSi mengapresiasi dan mendukung kegiatan "Sales Mission"yang dilakukan BPPD NTT.
“Pemerintah Provinsi NTT mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kegiatan yang dilakukan Badan Promosi Pariwisata NTT. Ini adalah salah satu cara untuk promosi dan kita dukung untuk dilakukan kegiatan semacam ini baik untuk kalangan domestik maupun mancanegara," katanya.
Sonny lebih lanjut mengatakan dengan melandainya pandemi COVID-19 maka Pemerintah Provinsi NTT akan melakukan pembenahan destinasi, dan juga akan melakukan promosi besar-besaran, baik ke dalam maupun keluar. Karena menyadari ekonomi pariwisata sangat berdampak pada pendapatan per kapita dan kesejahteraan masyarakat.
Sonny menambahkan yang jelas ke depan NTT akan mengutamakan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism), pariwisata berbasis masyarakat atau "community based tourism".
"Karena itu keberadaan kampung adat, makanan lokal, tenunan serta kearifan lokal akan kami berdayakan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTT, Rocky Pekujawang di Kuta Bali, Senin, mengatakan "Sales Mission Pariwisata NTT" akan dilakukan di tiga kota di Indonesia, Yaitu Kuta Bali, Bandung dan DKI Jakarta.
"Sales mission ini kita awali dari Bali dan selanjutnya ke Bandung pada 10 November dan DKI Jakarta pada 12 November di Hotel Borobudur," ujar Rokcy.
Rocky lebih lanjut mengatakan "Sales Mission" bertujuan memperkenalkan dan mendekatkan lagi potensi pariwisata NTT. Bahwa Provinsi kepulauan ini memang salah satu provinsi yang eksotik dengan keindahannya, baik keindahan di darat, di laut bahkan di bawah laut serta keanekaragaman budaya menambah eksotisme provinsi ini sehingga sayang kalau semasa hidup tidak pernah menikmati keindahan di NTT.
Dikatakan "Sales Mission" ini selain memperkenalkan berbagai produk wisata di NTT juga mengajak masyarakat di tiga kota tersebut terutama Bali untuk berkunjung ke NTT.
Rocky menjelaskan Provinsi NTT sejak kepemimpinan Gubernur Victor Bungtilu Laiskodat terus berjuang agar pariwisata di daerah ini berkembang. Bahkan tak tanggung-tanggung pariwisata dinobatkan sebagai sektor "prime mover" bagi perkembangan perekonomian NTT.
Kegiatan "Sales Mission" tahun ini sejalan dengan tekad dan kebijakan Gubernur NTT untuk terus mengembangkan pariwisata, oleh karena itu promosi menjadi salah satu bidang yang penting.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik NTT, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke NTT tahun 2019 berjumlah 112.806 orang. Memang terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai 123.686 orang.
Sementara wisatawan domestik yang mengunjungi NTT pada tahun 2019 berjumlah 456.461 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2018 maka juga terjadi penurunan karena wisatawan domestik yang mengunjungi NTT selama tahun 2018 sejumlah 682.777 orang.
Karena itu, Rocky mengatakan kegiatan "Sales Mission" menjadi penting selain mengajak wisatawan untuk berkunjung ke NTT, juga berpromosi. Tetapi yang jauh lebih penting dari itu adalah memastikan bahwa para tur operator memasukan NTT dalam program atau paket tour yang ditawarkan kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dr. Zeth Sony Libing MSi mengapresiasi dan mendukung kegiatan "Sales Mission"yang dilakukan BPPD NTT.
“Pemerintah Provinsi NTT mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kegiatan yang dilakukan Badan Promosi Pariwisata NTT. Ini adalah salah satu cara untuk promosi dan kita dukung untuk dilakukan kegiatan semacam ini baik untuk kalangan domestik maupun mancanegara," katanya.
Sonny lebih lanjut mengatakan dengan melandainya pandemi COVID-19 maka Pemerintah Provinsi NTT akan melakukan pembenahan destinasi, dan juga akan melakukan promosi besar-besaran, baik ke dalam maupun keluar. Karena menyadari ekonomi pariwisata sangat berdampak pada pendapatan per kapita dan kesejahteraan masyarakat.
Sonny menambahkan yang jelas ke depan NTT akan mengutamakan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism), pariwisata berbasis masyarakat atau "community based tourism".
"Karena itu keberadaan kampung adat, makanan lokal, tenunan serta kearifan lokal akan kami berdayakan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021