Denpasar (Antara Bali) - Mahasiswa Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar dibekali pemahaman tentang toleransi antarumat beragama melalui mata kuliah wajib.
"Pada semester-semester awal, kami mewajibkan mahasiswa mengambil mata kuliah Perbandingan Agama sebagai salah satu bekal untuk bersikap tolerans terhadap umat lain," kata Pembantu Rektor III IHDN Denpasar, Drs Ida Bagus Gede Candrawan, M.Ag, Rabu.
Dalam mata kuliah Perbandingan Agama itu, semua mahasiswa IHDN dari tiga fakultas, yakni Dharma Acarya (Pendidikan Agama Hindu), Dharma Duta (Penyuluh Agama Hindu), dan Brahmawidya (Filsafat Agama Hindu), wajib memahami ajaran agama lain.
Untuk mengisi mata kuliah wajib itu, pihak perguruan tinggi negeri di bawah Kementerian Agama itu mendatangkan tenaga pengajar dari perguruan tinggi lain di Yogyakarta dan Surabaya.
"Selain memberikan pemahaman tentang agama lain di bangku kuliah, kami juga mengajak mereka turun ke lapangan untuk melihat implementasi ajaran agama tersebut," kata Candrawan selaku penanggung jawab program kemahasiswaan di IHDN.
Menurut dia, dalam satu tahun IHDN menggelar kuliah kerja lapangan (KKL) di luar Pulau Bali. Pada bulan April lalu mahasiswa IHDN menggelar KKL di Manado, Sulawesi Utara. "Bulan Agustus nanti, KKL mahasiswa IHDN digelar di Makassar (Sulawesi Selatan)," katanya.
Selain untuk menyelami toleransi antarumat beragama, mahasiswa juga meneliti perkembangan ajaran agama Hindu di lokasi KKL dengan menggandeng pihak Pengurus Hindu Dharma Indonesia (PHDI) setempat.
Pihaknya juga sering kali mengundang elemen mahasiswa ekstrakampus di Kota Denpasar, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) untuk melakukan sosialisasi di IHDN.(M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pada semester-semester awal, kami mewajibkan mahasiswa mengambil mata kuliah Perbandingan Agama sebagai salah satu bekal untuk bersikap tolerans terhadap umat lain," kata Pembantu Rektor III IHDN Denpasar, Drs Ida Bagus Gede Candrawan, M.Ag, Rabu.
Dalam mata kuliah Perbandingan Agama itu, semua mahasiswa IHDN dari tiga fakultas, yakni Dharma Acarya (Pendidikan Agama Hindu), Dharma Duta (Penyuluh Agama Hindu), dan Brahmawidya (Filsafat Agama Hindu), wajib memahami ajaran agama lain.
Untuk mengisi mata kuliah wajib itu, pihak perguruan tinggi negeri di bawah Kementerian Agama itu mendatangkan tenaga pengajar dari perguruan tinggi lain di Yogyakarta dan Surabaya.
"Selain memberikan pemahaman tentang agama lain di bangku kuliah, kami juga mengajak mereka turun ke lapangan untuk melihat implementasi ajaran agama tersebut," kata Candrawan selaku penanggung jawab program kemahasiswaan di IHDN.
Menurut dia, dalam satu tahun IHDN menggelar kuliah kerja lapangan (KKL) di luar Pulau Bali. Pada bulan April lalu mahasiswa IHDN menggelar KKL di Manado, Sulawesi Utara. "Bulan Agustus nanti, KKL mahasiswa IHDN digelar di Makassar (Sulawesi Selatan)," katanya.
Selain untuk menyelami toleransi antarumat beragama, mahasiswa juga meneliti perkembangan ajaran agama Hindu di lokasi KKL dengan menggandeng pihak Pengurus Hindu Dharma Indonesia (PHDI) setempat.
Pihaknya juga sering kali mengundang elemen mahasiswa ekstrakampus di Kota Denpasar, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) untuk melakukan sosialisasi di IHDN.(M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012