Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perkebunan Provinsi Bali kekurangan dana sebesar Rp22 miliar dari yang diperlukan Rp35 miliar untuk membiayai pengolahan 2.000 ton kopi guna memenuhi permintaan pasar.
Kepala Bidang Perbenihan dan Sarana Perkebunan, Dinas Perkebunan Provinsi Bali, Lanang Aryawan, di Denpasar, Selasa menjelaskan, dana dari Pemprov Bali untuk mengatasi hal itu baru tersedia Rp13 miliar, sehingga masih kekurangan Rp22 miliar.
Bantuan yang ada itu, tambah Lanang, berupa dana penguatan modal kelompok yang tidak disalurkan secara langsung. "Dana tersebut disalurkan kepada kelompok petani melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali dengan bunga sekitar dua persen per tahun," ujarnya.
Guna mengatasi permasalahan kekurangan dana itu, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan berbagai bank untuk memberikan pinjaman kepada kelompok petani tersebut.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Kepala Bidang Perbenihan dan Sarana Perkebunan, Dinas Perkebunan Provinsi Bali, Lanang Aryawan, di Denpasar, Selasa menjelaskan, dana dari Pemprov Bali untuk mengatasi hal itu baru tersedia Rp13 miliar, sehingga masih kekurangan Rp22 miliar.
Bantuan yang ada itu, tambah Lanang, berupa dana penguatan modal kelompok yang tidak disalurkan secara langsung. "Dana tersebut disalurkan kepada kelompok petani melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali dengan bunga sekitar dua persen per tahun," ujarnya.
Guna mengatasi permasalahan kekurangan dana itu, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan berbagai bank untuk memberikan pinjaman kepada kelompok petani tersebut.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012