Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, Bali, melakukan simulasi penanganan kebencanaan untuk mengurangi dampak dari bencana alam.
"Kegiatan simulasi kebencanaan ini kami harapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam menambah pengetahuannya di bidang kebencanaan dan agar mereka selalu siap dalam menghadapi bencana serta mengetahui tindakan yang harus dilakukan saat evakuasi terjadi," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Badung I Wayan Wirya di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negeri dengan potensi bencana alam yang tinggi, khususnya untuk gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami yang mengharuskan masyarakat memiliki pengetahuan dalam mitigasi bencana.
Menurut dia, saat ini telah terjadi perubahan paradigma dari tanggap darurat menjadi siaga bencana, yaitu bahwa bencana tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang hanya diterima begitu saja, tetapi juga bisa diantisipasi agar kejadian bencana dapat diminimalisasi korban dan dampaknya.
"Edukasi bencana sangat perlu dilakukan sebagai pembelajaran dan perkenalan bagi seluruh masyarakat agar selalu siap dalam menghadapi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu," kata Wayan Wirya.
Ia menjelaskan simulasi kebencanaan pada Minggu (27/6) itu, dalam skenario simulasi diceritakan telah terjadi bencana cuaca ekstrem dan tanah longsor di Desa Bongkasa yang mengakibatkan sejumlah korban luka berat dan ringan seperti patah kaki, patah tangan, luka ringan di kepala, dan warga yang pingsan.
Selanjutnya, para peserta pelatihan, termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Bongkasa Pertiwi, dilatih dalam melakukan penanganan pertama kepada korban itu seperti dengan mengevakuasi para korban ke puskesmas terdekat dan mengevakuasi sejumlah warga ke tempat yang dinilai lebih aman.
"Kegiatan simulasi ini ke depannya akan secara rutin dilaksanakan dan tidak cukup hanya di waktu simulasi tapi harus terus dilatih sehingga apabila terjadi bencana di Desa Bongkasa Pertiwi maka FPRB desa dapat melakukan tindakan penyelamatan masyarakat dan mampu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait," ungkap Wayan Wirya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Kegiatan simulasi kebencanaan ini kami harapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam menambah pengetahuannya di bidang kebencanaan dan agar mereka selalu siap dalam menghadapi bencana serta mengetahui tindakan yang harus dilakukan saat evakuasi terjadi," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Badung I Wayan Wirya di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negeri dengan potensi bencana alam yang tinggi, khususnya untuk gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami yang mengharuskan masyarakat memiliki pengetahuan dalam mitigasi bencana.
Menurut dia, saat ini telah terjadi perubahan paradigma dari tanggap darurat menjadi siaga bencana, yaitu bahwa bencana tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang hanya diterima begitu saja, tetapi juga bisa diantisipasi agar kejadian bencana dapat diminimalisasi korban dan dampaknya.
"Edukasi bencana sangat perlu dilakukan sebagai pembelajaran dan perkenalan bagi seluruh masyarakat agar selalu siap dalam menghadapi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu," kata Wayan Wirya.
Ia menjelaskan simulasi kebencanaan pada Minggu (27/6) itu, dalam skenario simulasi diceritakan telah terjadi bencana cuaca ekstrem dan tanah longsor di Desa Bongkasa yang mengakibatkan sejumlah korban luka berat dan ringan seperti patah kaki, patah tangan, luka ringan di kepala, dan warga yang pingsan.
Selanjutnya, para peserta pelatihan, termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Bongkasa Pertiwi, dilatih dalam melakukan penanganan pertama kepada korban itu seperti dengan mengevakuasi para korban ke puskesmas terdekat dan mengevakuasi sejumlah warga ke tempat yang dinilai lebih aman.
"Kegiatan simulasi ini ke depannya akan secara rutin dilaksanakan dan tidak cukup hanya di waktu simulasi tapi harus terus dilatih sehingga apabila terjadi bencana di Desa Bongkasa Pertiwi maka FPRB desa dapat melakukan tindakan penyelamatan masyarakat dan mampu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait," ungkap Wayan Wirya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021