Denpasar (Antara Bali) - Kader Partai Demokrat yang tergabung dalam Aliansi Kepedulian Rakyat untuk Keselamatan Bangsa (Akrab) mengecam sikap elit partai terkait kasus dugaan suap di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.

Koordinator Akrab Ruwandi S Ab melalui surat elektronik, Jumat menyebutkan, bahwa nama anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Siti Hartati Murdaya, yang dikait-kaitkan dengan masalah dugaan suap di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, hanya merupakan fitnah yang digembar-gemborkan di media massa.

Ia mengingatkan, kehormatan petinggi partai merupakan bagian tidak terpisahkan dari martabat Partai Demokrat di mata rakyat.

"Dia bukan seorang pembohong dan Hartati Murdaya pasti tidak bersalah atas yang dituduhkan. Atas nama prinsip praduga tak bersalah hendaknya tetap menempatkan yang bersangkutan sebagaimana mestinya, sesuai dengan martabat dan kehormatannya sebagai unsur pimpinan Partai Demokrat.

Dalam keterangannya, Ruwandi memandang akhir-akhir ini Partai Demokrat sedang menghadapi masalah berat. Menjadi bulan-bulanan isu negatif di media massa setelah beberapa unsur pimpinan partai, seperti Ketua Umum Anas Urbaningrum, Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng, dan belakangan anggota Dewan Pembina Hartati Murdaya, disebut-sebut terkait dengan masalah di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  

"Bagi kami, para pimpinan partai tersebut hanya merupakan sasaran antara dari upaya sistematis yang dilakukan untuk mendelegitimasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan sekaligus merupakan upaya untuk mengkerdilkan Partai Demokrat menjelang Pemilu 2014," ujarnya.

Ketika partai menjadi sasaran delegitimasi, kata dia, hendaknya para kadernya bersatu dan kompak menghadapinya. Bukannya malah mudah terpancing ke dalam nuansa konflik internal, saling menyalahkan, saling mencaci-maki, dan politik cuci tangan untuk menyelamatkan diri.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012