Denpasar (Antara Bali) - Film dokumenter yang diangkat dari kisah para korban tragedi Bom Bali I menandai pembukaan konferensi internasional para peneliti tentang Pulau Dewata, di Denpasar, Senin petang.
Film dokumenter kisah tragedi bom Bali yang berjudul "The Healing of Bali" ini merupakan karya John Darling, produser film dari Australia. Film tersebut diputar sekitar satu jam di depan 200-an peneliti dari dalam dan luar negeri.
"Kegiatan ini dilaksanakan serangkaian perayaan 50 tahun Universitas Udayana pada 19 September 2012," kata Rektor Universitas Udayana Prof Dr dr I Made Bakta saat menyampaikan sambutan.
Pada acara pembukaan konferensi yang bertema "Bali in Global Asia, Between Modernization and Heritage Formation" tersebut digambarkan mulai dari awal proses evakuasi korban bom, prosesi pembakaran (ngaben) jenazah korban yang berasal dari Bali, dan curahan hati keluarga korban yang ditinggalkan.
Di film itu juga diangkat penggalan penangkapan dan persidangan pelaku pengeboman, proses pemulihan korban yang masih hidup hingga berbagai upaya yang dilakukan keluarga korban untuk bangkit secara ekonomi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Ketut Suastika mengatakan, beranjak dari tragedi terorisme (bom) yang telah terjadi, perlu ada pemikiran untuk senantiasa mewujudkan keharmonisan bangsa. "Pemahaman mengenai nilai agama hendaknya integral dengan perilaku umat," ujarnya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Film dokumenter kisah tragedi bom Bali yang berjudul "The Healing of Bali" ini merupakan karya John Darling, produser film dari Australia. Film tersebut diputar sekitar satu jam di depan 200-an peneliti dari dalam dan luar negeri.
"Kegiatan ini dilaksanakan serangkaian perayaan 50 tahun Universitas Udayana pada 19 September 2012," kata Rektor Universitas Udayana Prof Dr dr I Made Bakta saat menyampaikan sambutan.
Pada acara pembukaan konferensi yang bertema "Bali in Global Asia, Between Modernization and Heritage Formation" tersebut digambarkan mulai dari awal proses evakuasi korban bom, prosesi pembakaran (ngaben) jenazah korban yang berasal dari Bali, dan curahan hati keluarga korban yang ditinggalkan.
Di film itu juga diangkat penggalan penangkapan dan persidangan pelaku pengeboman, proses pemulihan korban yang masih hidup hingga berbagai upaya yang dilakukan keluarga korban untuk bangkit secara ekonomi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Ketut Suastika mengatakan, beranjak dari tragedi terorisme (bom) yang telah terjadi, perlu ada pemikiran untuk senantiasa mewujudkan keharmonisan bangsa. "Pemahaman mengenai nilai agama hendaknya integral dengan perilaku umat," ujarnya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012