Denpasar (Antara Bali) - Guru besar Universitas Udayana (Unud) Prof Dr I Wayan Windia mendorong pengelolaan sumber daya alam di Bali melalui kearifan lokal.
"Tidak ada permasalahan yang dapat diselesaikan hanya dengan aturan tertulis, termasuk pengelolaan sumber daya alam," kata pengajar di Fakultas Teknologi Pertanian Unud itu di Denpasar, Sabtu.
Ia melihat Bali memiliki kearifan lokal yang mampu memberikan peran yang sangat penting bagi keberlangsungan sistem pertanian di Pulau Dewata.
Kearifan lokal itu dikenal dengan "Tri Hita Karana" yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Konsep "Tri Hita Karana" itu diterapkan dalam organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (subak) serta dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Bali, ujar Windia yang juga ketua grup riset sistem subak Unud.
Konsep keseimbangan itu juga diterapkan petani yang menggarap lahan kering (subak abian), desa pekraman (adat) dan belakangan ini diperkenalkan kepada komponen pariwisata, yakni hotel dan pengelola objek wisata.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Tidak ada permasalahan yang dapat diselesaikan hanya dengan aturan tertulis, termasuk pengelolaan sumber daya alam," kata pengajar di Fakultas Teknologi Pertanian Unud itu di Denpasar, Sabtu.
Ia melihat Bali memiliki kearifan lokal yang mampu memberikan peran yang sangat penting bagi keberlangsungan sistem pertanian di Pulau Dewata.
Kearifan lokal itu dikenal dengan "Tri Hita Karana" yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Konsep "Tri Hita Karana" itu diterapkan dalam organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (subak) serta dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Bali, ujar Windia yang juga ketua grup riset sistem subak Unud.
Konsep keseimbangan itu juga diterapkan petani yang menggarap lahan kering (subak abian), desa pekraman (adat) dan belakangan ini diperkenalkan kepada komponen pariwisata, yakni hotel dan pengelola objek wisata.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012