Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perhelatan Gelar Buah Nusantara (GBN) 2021 merupakan momentum kebangkitan buah Nusantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“GBN menjadi momentum kebangkitan buah Nusantara untuk berjaya di dalam negeri sekaligus berdaya saing dan diminati di pasar luar negeri dengan harga yang baik, mendorong nilai tukar yang lebih tinggi,” ujar Menko Airlangga Hartarto dalam Pembukaan Gelar Buah Nusantara 2021 di Jakarta, Senin.
Menko Airlangga berharap kegiatan tersebut menjadi ajang promosi dan sosialisasi secara luas, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah Nusantara.
“Dengan demikian perekonomian akan terus meningkat dan juga terjadi apa yang diharapkan Bapak Presiden, korporatisasi hortikultura di mana petani menikmati bukan saja on farm, tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan off farm,” kata Airlangga.
Airlangga menyampaikan pertanian merupakan sektor terbesar kedua setelah industri pengolahan dan tetap konsisten tumbuh, baik pada 2020 maupun di triwulan kedua 2021 yang tumbuh 0,38 persen karena musim panen masuk di kuartal pertama.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia miliki banyak buah, tapi konsumsinya rendah
Permintaan terhadap buah-buahan di masa pandemi COVID-19 juga meningkat, baik di dalam maupun di luar negeri seiring manfaatnya untuk meningkatkan imunitas tubuh.
“Ini menunjukkan resiliansi sektor dan keberadaannya sangat dibutuhkan dalam kondisi apapun dan terus memberikan sumbangan yang positif terhadap pertumbuhan perekonomian,” ungkap Airlangga.
Hortikultura, lanjutnya, adalah subsektor yang mempunyai potensi untuk terus didorong. Pemerintah juga terus mendorong dan menggenjot ekspor hortikultura, serta menyelesaikan berbagai regulasi yang menghambat.
Ekspor hortikultura tahun 2020 tercatat sebanyak 645,8 juta kilogram yang meningkat 37,75 persen dibandingkan tahun 2019. Peningkatan tersebut didominasi oleh komoditas buah-buahan senilai 389,9 juta kilogram atau meningkat 30,31 persen dibandingkan 2019. Adapun 5 negara tujuan utama ekspor buah-buahan adalah China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi dan Pakistan.
“Sisi produksi rata-rata produksi, meningkat 6,06 persen, diikuti dengan peningkatan konsumsi oleh masyarakat karena sektor tersebut juga mempekerjakan tenaga kerja, para petani, maupun value chainnya yang sebesar 13 juta” ungkapnya.
Baca juga: Mendag Dorong Buah Lokal Jadi Produk Ekspor
Selain itu, pemerintah juga mencatat bahwa total konsumsi buah masyarakat baru 88,56 gram per kapita atau hanya sebesar 59,04 persen dari batas minimal kecukupan gizi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan rekomendasi 150 gram per kapita.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021