Bupati Karangasem, Bali, I Gede Dana menginstruksikan kepada jajarannya agar segera mencairkan dana insentif sebesar Rp1,7 miliar untuk tenaga kesehatan khusus yang menangani COVID-19, sebagai prioritas.
Bupati Karangasem Gede Dana di sela rapat koordinasi profesi bidang kesehatan di Kota Amlapura, Bali, Selasa mengatakan insentif baru bisa dicairkan sebagian, karena salah satu kendalanya adalah anggaran yang telah terpasang baru diamprah sebagian.
Untuk itu, Bupati Gede Dana meminta jajarannya memprioritaskan pencairan insentif tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien COVID-19, termasuk insentif untuk para tenaga vaksinator sebesar Rp9 miliar.
Ia mengatakan selain untuk memenuhi haknya, insentif nakes juga sangat dibutuhkan untuk menjaga semangat dalam pelayanan kesehatan.
Baca juga: Bupati Karangasem pastikan pembangunan Jembatan Subagan-Asak
Menurut Bupati Asal Desa Datah ini, para nakes sangat rentan terpapar COVID-19 dari pasien yang ditangani. Tercatat sekitar 94 tenaga kesehatan sudah terpapar COVID-19, belum lagi tenaga penunjang sehingga berjumlah sebanyak 108 tenaga kesehatan yang terpapar virus Corona yang menyerang sistem pernafasan.
"Saya meminta jajaran terkait untuk segera mencairkan insentif nakes dan vaksinator di masing-masing perangkat daerah dan unit-unit perangkat daerah. Begitu juga perihal kendala pencairan sekaligus mencari solusi percepatan pencairan insentif nakes termasuk tenaga vaksinator dengan Kepala Dinas Kesehatan," kata Bupati Gede Dana.
Bupati Dana didampingi Sekdanya Sedana Merta mengatakan pencairan insentif bagi nakes merupakan suatu hal yang patut untuk segera dilakukan.
Menurut Bupati Gede Dana, insentif nakes juga dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan optimisme dan semangat nakes yang bekerja. Mengingat pandemi COVID-19 berjalan hampir dua tahun, tentu pelayanan kesehatan bagi nakes dan rumah sakit harus mendapat apresiasi dengan mempercepat pencairan insentif, bukan justru terhambat.
“Tenaga kesehatan di Karangasem sangat minim, apalagi sekarang difokuskan ke penanganan COVID-19. Saya sangat apresiasi tenaga kesehatan memiliki kesabaran yang tinggi dan tidak panik dalam menangani kondisi seperti ini. Terkait insentif, saya juga merasa prihatin karena insentif belum bisa didapatkan, karena belum bisa dicairkan. Saya juga mengetahui, bahwa tenaga kesehatan sudah bekerja keras tetapi tanpa anggaran juga tidak akan bisa maksimal,” ujarnya.
Gede Dana juga menjelaskan untuk vaksin yang di pasang Rp9 miliar, baru diamprah Rp300 juta. Terkait hal ini, pihaknya telah meminta bagi unit yang belum mengamprahkan, supaya secepatnya mengamprah. Karena jika dana itu tidak terealisasi, bupati juga akan bermasalah.
“Saya mohon, anggaran yang Rp9 miliar agar terserap secara terarah. Kami paham, untuk tenaga sangat kurang sekali, saya mohon maaf kepada para perawat dan tenaga kesehatan, saya tidak ijinkan pindah keluar dari Karangasem, terkait tugas belajar keluar, kami juga tidak izinkan dulu," ujarnya.
Baca juga: Bupati Karangasem serahkan 51.427 bantuan kepada masyarakat
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan sumber tenaga kesehatan ada 1.612 orang yang tersebar di seluruh paskes dan tenaga penunjang lainnya sehingga berjumlah sebanyak 2.400-an orang.
"Dalam penanganan COVID-19 ini, kami mengerahkan seluruh organisasi profesi. Kami memberdayakan secara maksimal tenaga kesehatan untuk menunjang penanganan kasus COVID-19 di wilayahnya. Melihat kondisi sekarang, ini barangkali menyebabkan volume pekerjaan menjadi naik, karena kita juga membuka puskesmas sampai 24 jam," katanya.
Dari sisi penganggaran, kata Putra Pertama, sudah teranggarkan di masing-masing perangkat daerah dan di unit-unit perangkat daerah. Insentif sebanyak Rp1,7 miliar untuk tenaga kesehatan COVID-19, insentif vaksinator sebesar Rp9 miliar dan Rp3 miliar untuk kegiatan "traching dan testing".
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Bupati Karangasem Gede Dana di sela rapat koordinasi profesi bidang kesehatan di Kota Amlapura, Bali, Selasa mengatakan insentif baru bisa dicairkan sebagian, karena salah satu kendalanya adalah anggaran yang telah terpasang baru diamprah sebagian.
Untuk itu, Bupati Gede Dana meminta jajarannya memprioritaskan pencairan insentif tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien COVID-19, termasuk insentif untuk para tenaga vaksinator sebesar Rp9 miliar.
Ia mengatakan selain untuk memenuhi haknya, insentif nakes juga sangat dibutuhkan untuk menjaga semangat dalam pelayanan kesehatan.
Baca juga: Bupati Karangasem pastikan pembangunan Jembatan Subagan-Asak
Menurut Bupati Asal Desa Datah ini, para nakes sangat rentan terpapar COVID-19 dari pasien yang ditangani. Tercatat sekitar 94 tenaga kesehatan sudah terpapar COVID-19, belum lagi tenaga penunjang sehingga berjumlah sebanyak 108 tenaga kesehatan yang terpapar virus Corona yang menyerang sistem pernafasan.
"Saya meminta jajaran terkait untuk segera mencairkan insentif nakes dan vaksinator di masing-masing perangkat daerah dan unit-unit perangkat daerah. Begitu juga perihal kendala pencairan sekaligus mencari solusi percepatan pencairan insentif nakes termasuk tenaga vaksinator dengan Kepala Dinas Kesehatan," kata Bupati Gede Dana.
Bupati Dana didampingi Sekdanya Sedana Merta mengatakan pencairan insentif bagi nakes merupakan suatu hal yang patut untuk segera dilakukan.
Menurut Bupati Gede Dana, insentif nakes juga dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan optimisme dan semangat nakes yang bekerja. Mengingat pandemi COVID-19 berjalan hampir dua tahun, tentu pelayanan kesehatan bagi nakes dan rumah sakit harus mendapat apresiasi dengan mempercepat pencairan insentif, bukan justru terhambat.
“Tenaga kesehatan di Karangasem sangat minim, apalagi sekarang difokuskan ke penanganan COVID-19. Saya sangat apresiasi tenaga kesehatan memiliki kesabaran yang tinggi dan tidak panik dalam menangani kondisi seperti ini. Terkait insentif, saya juga merasa prihatin karena insentif belum bisa didapatkan, karena belum bisa dicairkan. Saya juga mengetahui, bahwa tenaga kesehatan sudah bekerja keras tetapi tanpa anggaran juga tidak akan bisa maksimal,” ujarnya.
Gede Dana juga menjelaskan untuk vaksin yang di pasang Rp9 miliar, baru diamprah Rp300 juta. Terkait hal ini, pihaknya telah meminta bagi unit yang belum mengamprahkan, supaya secepatnya mengamprah. Karena jika dana itu tidak terealisasi, bupati juga akan bermasalah.
“Saya mohon, anggaran yang Rp9 miliar agar terserap secara terarah. Kami paham, untuk tenaga sangat kurang sekali, saya mohon maaf kepada para perawat dan tenaga kesehatan, saya tidak ijinkan pindah keluar dari Karangasem, terkait tugas belajar keluar, kami juga tidak izinkan dulu," ujarnya.
Baca juga: Bupati Karangasem serahkan 51.427 bantuan kepada masyarakat
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan sumber tenaga kesehatan ada 1.612 orang yang tersebar di seluruh paskes dan tenaga penunjang lainnya sehingga berjumlah sebanyak 2.400-an orang.
"Dalam penanganan COVID-19 ini, kami mengerahkan seluruh organisasi profesi. Kami memberdayakan secara maksimal tenaga kesehatan untuk menunjang penanganan kasus COVID-19 di wilayahnya. Melihat kondisi sekarang, ini barangkali menyebabkan volume pekerjaan menjadi naik, karena kita juga membuka puskesmas sampai 24 jam," katanya.
Dari sisi penganggaran, kata Putra Pertama, sudah teranggarkan di masing-masing perangkat daerah dan di unit-unit perangkat daerah. Insentif sebanyak Rp1,7 miliar untuk tenaga kesehatan COVID-19, insentif vaksinator sebesar Rp9 miliar dan Rp3 miliar untuk kegiatan "traching dan testing".
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021