Anggota DPD atau senator Made Mangku Pastika mendorong warga Bali yang telah sukses di perantauan agar turut berperan memajukan Pulau Dewata sehingga lingkungan setempat bisa tetap terjaga kelestariannya.

"Jangan 'ngomel' terus kalau Bali dikuasai orang lain. Inilah saatnya mereka (warga Bali-red) yang telah sukses untuk kembali pulang," kata Pastika saat melakukan penyerapan aspirasi secara virtual di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, jika warga asal Bali sendiri yang berinvestasi di Pulau Dewata, tentunya tidak akan membuat daerah setempat rusak karena kecintaan mereka pada tanah kelahirannya.

Berbeda halnya dengan para investor dari luar, ketika telah mengeksploitasi sedemikian rupa, maka Bali ditinggalkan dalam kondisi rusak."Kita tidak boleh jadi 'kuli' di rumah kita sendiri, karena Bali kita yang punya," ucapnya pada acara bertajuk Pertanian Ramah Lingkungan dan Pariwisata itu.

Selain itu, mantan Gubernur Bali dua periode itu juga mengajak masyarakat Bali untuk tidak bisa lama-lama bermimpi bahwa pariwisata Bali akan pulih seperti sebelum pandemi COVID-19.

Di samping itu, dengan kecanggihan teknologi saat ini, tentunya peran pramuwisata dan sopir travel pun menjadi semakin minim. Demikian pula tidak diperlukan lagi peran chef untuk di hotel dan restoran jika tidak ada wisatawan yang datang.

"Cepat banting setir, jangan bermimpi. Salah satunya kita harus mau bertani," ujar anggota Komite 2 DPD itu.

Pastika menyatakan sangat berterima kasih kepada para pihak yang turut memajukan Bali dengan menggunakan konsep pembangunan berkelanjutan, yang memang telah menjadi isu pokok dunia.

Bali, lanjut dia, bisa berkontribusi signifikan untuk pembangunan yang berkelanjutan karena didukung alam yang indah dan masyarakatnya yang memang cinta lingkungan dengan konsep atau filosofi Tri Hita karana.

Sementara itu penggagas Chronosphere Desa Lumbung, Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Ary Sutedja mengharapkan pembangunan pertanian Bali dengan sentuhan teknologi ramah lingkungan

"Negara kecil Belanda dan Israel saja mampu menguasai dunia pertanian, maka Bali harus mampu belajar dari negara-negara maju bidang pertanian," kata Ary Sutedja.

Israel, tambah dia, merupakan satu di antara negara pengekspor lidah budaya terbesar dunia, alat-alat pertanian dan peternakan canggih terbesar secara global.

Pihaknya merasa optimistis Bali juga mampu nantinya jadi pelopor dalam pertanian karena didukung oleh alam, adat, budaya dan manusia yang kreatif.

Chronosphere Desa Lumbung diharapkan menjadi pencontohan dalam menjaga alam dan lingkungan yang berkelanjutan sekaligus menampung kreativitas manusia.

Sementara itu, Bendesa Adat Pengereregan I Gede Arsana bersama Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Lumbung I Ketut Angsana mendukung Chronosphere Desa Lumbung, yang dalam pengembangannya memerlukan investor.

"Kami mendukung kedatangan investor, asal Amdal masuk dan tidak merusak lingkungan," katanya pada acara yang juga diikuti kelompok LAIS Abdi Bumi itu.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021