Denpasar (Antara Bali) - Seniman tuna netra mementaskan lawakan khas Bali (Bondres) menyemarakkan arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-34 di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Denpasar, Selasa.
     
"Meskipun kami mengalami keterbatasan fisik, namun kami juga bisa memotivasi masyarakat untuk ikut mengapresiasi seni budaya," kata seorang seniman dari Sanggar Seni Penyandang Cacat Rwa Bhineda Denpasar, Ketut Masir.
     
Pada penampilannya, seniman berusia 48 tahun itu dilengkapi dengan penampilan baju besar bondres lengkap dengan topeng dan "udeng". Masir yang tampil bersama 20 orang seniman lainnya menampilkan kesenian bondres yang dipentaskan dengan mengambil tema kritik sosial mengenai kehidupan masyarakat sehari - hari.
     
Dalam pementasan itu kritikan yang ia bawakan di antaranya mengenai maraknya kasus korupsi, hingga penyalahgunaan narkoba yang kini kian merambah hingga ke generasi muda.
     
Lawakan yang dibawakan pun cukup sederhana yang terkadang mengundang gelak tawa ratusan penonton yang memadati Kalangan Angsoka. Sementara seniman lainnya mengiringi lawakan Masir dengan "genjek" atau kesenian dengan menyanyikan sebuah tembang yang dilakukan secara bersahut - sahutan, dengan diiringi lantunan tabuh musik tradisional yang cukup sederhana.
     
Meski menyandang tuna netra namun para pengiring tabuh piawai dalam memainkan alat musik seperti kenceng, gong, suling, dan kendang.Penonton pun cukup terhibur dengan kritik sosial yang dibawakan selama satu jam dengan lawakan dan nyanyian Bali oleh para seniman tuna netra itu. Tidak hanya penonton masyarakat lokal melainkan pula warga negara asing.

"Saya sangat kagum dengan penampilan mereka meskipun keterbatasan fisik namun mereka sangat semangat dan memberikan motivasi kepada masyarakat yang memiliki fisik lebih baik," kata seorang penonton, Ketut Alit Susila Dinata.(DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012